Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERBANDINGAN VOLUME RENCANA STRUKTUR ATAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN KANTOR UPPD MEDAN MENGGUNAKAN APLIKASI REVI Gurusinga, Juan Daniel; Hutasoit , Sanri Suukyi Arti; Dina Tri Septiningtiyas
Majalah Iptek Politeknik Negeri Medan Polimedia Vol. 26 No. 02 (2023): Edisi Mei
Publisher : Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

BIM mengubah metode dari konvensional yang tidak efisien menjadi proses yang terpadu dan kolaboratif. Berbagai manfaat dan keuntungan dari penggunaan Building Information Modelling (BIM) antara lain seperti terpadunya antara desain dan konstruksi. Di Indonesia penggunaan BIM menjadi bagian dari peraturan pemerintah untuk bangunan negara dengan luas diatas 2000 m2 dan diatas 2 lantai sehingga penggunaan BIM menjadi semakin luas. Beberapa tantangan dalam penggunaan BIM di Indonesia perlu dicarikan solusinya agar dapat ditingkatkan lagi pelaksanaannya. Penelitian ini membahas literatur tentang penggunaan BIM terkhusus Revit dan membandingkan volume struktur atas berupa kolom, balok, dan plat lantai pada proyek pembangunan Gedung kantor UPPD Medan Utara menggunakan metode quantity take off. Metode Quantity Take-Off yang merupakan salah satu upaya dari kontraktor dengan melakukan perhitungan volume, yang nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk menyusun BQ dalam tender dan nantinya juga dijadikan bahan untuk melakukan procurement. Data diambil dari data sekunder berupa Detail Engineering Design (DED) dan Bill of Quantity (BoQ). Didapat perhitungan volume beton kolom pada lantai satu, dua, tiga, empat dan lima pada BIM sebesar 40,96 m3, 35,84 m3, 25,60 m3, 25,60 m3 dan 1,54 m3. Volume pekerjaan balok, didapatkan volume beton balok B1 metode BIM pada lantai dua, tiga, empat dan lima sebesar 89,08 m3, 89,67 m3, 90,84 m3, 90,87 m3. Hasil pekerjaan volume beton balok B2 BIM pada lantai dua, tiga, empat dan lima sebesar 17,97 m3, 18,05 m3, 18,20 m3, 18,20 m3. Volume pekerjaan plat lantai, pada lantai dua, tiga, empat dan lima untuk BIM sebesar 119,88 m3, 119,90 m3, 119,95 m3, 119,97 m3.
IDENTIFIKASI SEBARAN GEDUNG TINGGI (HIGH BUILDING) MENGGUNAKAN CITRA RESOLUSI TINGGI DI KECAMATAN MEDAN KOTA Citra Utami; Dina Tri Septiningtiyas; Rhini Wulan Dary; Sitompul, Mizanuddin
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Agregat Vol. 5 No. 1 (2025): Edisi Mei
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51510/agregat.v5i1.2429

Abstract

Medan sebagai kota perdagangan, industri, dan bisnis yang sangat penting di Indonesia terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan dengan luas wilayah mencapai 265,10 km² dan jumlah penduduk sekitar 2.494.512 jiwa (2022) dengan kepadatan penduduk 9.413 jiwa/km² mengalami perkembangan yang begitu pesat ditandai dari banyaknya pembangunan gedung-gedung tinggi (high building) seperti mall, apartemen, dan perkantoran. Tingginya pertumbuhan pemanfaatan ruang perkotaan dengan kompleksitas konflik di dalamnya membutuhkan instrumen pengendalian yang bersifat detail, adaptif dan spasial menggunakan satu sistem basis data yang dapat diperbaharui dan digunakan secara efisien. Perencanaan tata ruang membutuhkan data yang akurat agar memperoleh hasil yang sesuai dengan kondisi faktual. Pemanfaatan data Citra Satelit Resolusi Tinggi akan memberikan data citra dengan tingkat resolusi yang tajam dan jelas sehingga model pemetaan yang dihasilkan dari pengolahan software ArcGIS akan memberikan tampilan peta sebaran gedung tinggi yang sesuai dengan kondisi faktual. Di wilayah Kecamatan Medan Kota sampai tahun 2024 terdapat 6 buah gedung tinggi yang memiliki ketinggian lebih dari 24 m (lebih dari 6 tingkat). Selain itu diperoleh nilai sebaran gedung tinggi (Average Nearest Neighbour Summary)) sebesar nilai Nearest neighbor ratio sebesar 1,976089, Critical Value (z-score) sebesar 4,573996 dan significance value (p-value) sebesar 0,000005 yang menunjukkan bahwa pola yang terbentuk adalah pola tersebar merata (dispersed).
Pembuatan Peta Citra Desa Sei Sijenggi Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Begadai Provinsi Sumatera Utara Dina Tri Septiningtiyas; Delisma Siregar; Samiran, Samiran; Lisherly Reginancy Debataraja; Rhini Wulan Dary
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51510/komposit.v3i1.2383

Abstract

Pembangunan desa menjadi salah satu agenda prioritas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan, taraf hidup, dan mengurangi angka kemiskinan. Berbagai macam program kebijakan pemerintah dalam melakukan pengembangan desa dimana pemetaan desa dalam upaya mempercepat pembangunan desa. Dengan adanya peta desa, perangkat desa dapat mengambil kebijakan-kebijakan dalam pengembangan desa, mengetahui batas-batas desa serta mengidentifikasi dan menghitung potensi atau aset desa. Pembuatan peta desa di Desa Sei Sijenggi berisi potensi desa dan fasilitas di desa. Data yang digunakan dalam pembuatan peta desa ini berupa data citra, batas desa, potensi desa dan fasilitas desa yang diolah dengan menggunakan software ArcGIS serta adanya pengecekan di lapangan untuk memverifikasi hasil intepretasi citra. Peta kemudian dicetak dalam bentuk ukuran A0. Peta Citra Desa Sei Sijenggi diletakkan di Kantor Desa yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada aparatur desa dan masyarakat terkait teknologi dalam pembuatan peta dan juga pemanfaatan peta tersebut untuk pengembangan desa.
Pembangunan Tempat Posyandu Pada Dusun IV Desa Sei Sijenggi, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara Rhini Wulan Dary; Muhammad Ari Subhan Harahap; Citra Utami; Tetra Oktaviani; Dina Tri Septiningtiyas
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 6 No. 3 (2025)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v6i3.2427

Abstract

Posyandu (Integrated Health Service Post) is a government program in Indonesia that provides healthcare services and child development support at the community level. In Dusun IV, Sei Sijenggi Village, Perbaungan Subdistrict, Serdang Bedagai Regency, North Sumatra, a permanent Posyandu facility will be constructed on a 3x3 meter plot located in the yard of the Posyandu head’s residence. This location is approximately 49.4 km from Politeknik Negeri Medan. The establishment of this facility aims to improve access to routine monthly health check-ups for mothers and children, serve as a venue for community activities such as health education and socialization, and eliminate miscommunication caused by the previous relocation of the Posyandu site. The building will feature isolated footings at all four corners, ceramic flooring, and a roof structure made of wooden trusses and zinc sheeting. This initiative also supports the government's program to enhance the welfare and health of the local community.
Peningkatan Kualitas Layanan Jembatan Jalan Usaha Tani Dusun VI Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara Mizanuddin Sitompul; Wirdatun Nafiah Putri; Delisma Siregar; Dina Tri Septiningtiyas; Hadianti Muhdinar Pasariibu
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 6 No. 3 (2025)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v6i3.2474

Abstract

On the agricultural land managed by the Subur Farmers Group, there is one bridge for the farm road. The condition of the bridge is inadequate, in addition to its small dimensions, it has also been severely damaged. The existence of this bridge is very important because it is the only access to the farmer group's agricultural land which is separated by a channel. With this bridge, it can save time and energy in the mobility of agricultural machinery, production facilities and transporting agricultural products from and to agricultural land. The solution offered is to repair the farm road bridge in the form of repairing the river stone masonry and expanding the bridge floor. After this activity, the repair of the farm road bridge can provide adequate access as transportation access in the agricultural area to facilitate the mobility of agricultural machinery, production facilities and transportation of agricultural products from and to agricultural land.