Kabupaten Badung sebagai pusat pariwisata Bali memiliki potensi sebagai penyumbang emisi karbon yang bersumber dari jasa akomodasi pariwisata. Vila merupakan jasa akomodasi dengan sumber penghasil emisi karbon primer dari penggunaan bahan bakar LPG dalam aktivitas memasak. Tujuan penelitian ini adalah menentukan persentase nilai jejak karbon primer pada jasa akomodasi villa di Kabupaten Badung sebagai pertimbangan dalam pemenuhan ruang terbuka hijau. Data primer dari penelitian diperoleh dengan melakukan survey sebanyak 60 vila.Variabel penelitian terdiri atas jumlah penggunaan bahan bakar LPG per bulan pada setiap vila. Jejak karbon primer diperoleh dari nilai faktor emisi LPG dikalikan dengan jumlah penggunaan bahan bakar selama satu bulan. Persentase jejak karbon primer pada jasa akomodasi vila di Kecamatan Kuta Selatan sebesar 36,76% dan memiliki nilai paling tinggi dibandingkan Kecamatan Kuta 34,31% dan Kecamatan Kuta Utara 28,92%. Nilai persentase carbon footprint primer berbanding lurus terhadap rata-rata penggunaan bahan bakar LPG per bulan. Emisi CO2 primer dipengaruhi oleh jumlah LPG dalam aktivitas memasak di vila. Salah satu solusi alternatif untuk menanggulangi jejak karbon primer pada vila adalah menciptakan ruang terbuka hijau melalui pembuatan taman vertikal. Konsep taman vertikal pada vila sebagai ruang terbuka hijau berfungsi menyerap polusi seperti emisi CO2 sehingga kualitas udara sekitarnya menjadi lebih baik.
Copyrights © 2024