Citra publik dibangun untuk melahirkan kesukaan konstituen Tasikmalaya yang melahirkan penyebutan sebagai partai kyai, partai pesantren, partai gerakan/dakwah. Citra ini memiliki pertautan dengan sosio-kultural masyarakat Tasikmalaya yang nota bene kental dengan kultur ke-Islaman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang menyelidiki fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan nyata, dalam penelitian ini fokus pada penelitian pencitraan politik dalam institusionalisasi Partai Persatuan Pembangunan. Hasil penelitian menunjukkan model pencitraan yang mengembangkan model pencitraan empat sel utama kekuatan politik Tasikmalaya, yakni mencitrakan sebagainya partainya Ulama Kharismatik, Partai Nahdiyyin, Partai Ormas dan Partai Dakwah. Diantara keempat pencitraan tersebut yang sangat diandalkan adalah PPP merupakan partai yang didukung kuat oleh para Ulama Kharismatik, dimana dalam konteks Tasikmalaya ulama kharisatik memiliki kekuatan politik sebagai aktor politik yang disukai dan diikuti oleh masyarakat. Dengan mengembangkan model pencitraan Kharisma Ulama Mainded sebagai aktor orang kuat dan berpengaruh di Tasikmalaya, maka PPP dapat berkembang dengan pesat dan karena mampu menjadi leaderdalam lembaga eksekutif dan legislatif PPP, maka menjadi tolok ukur survivalitas partai politik di Tasikmalaya.
Copyrights © 2024