Proses yang kompleks pada remaja dapat memengaruhi bagaimana seseorang remaja mengavaluasi kehidupannya, yang tentunya berhubungan dengan tingkat subjective well-being mereka. Remaja yang memiliki subjective well-being yang rendah akan selalu merasa kurang puas dengan hidupnya, jarang merasa bahagia, dan lebih sering merasakan emosi yang tidak menyenangkan, seperti marah atau cemas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan klasikal terhadap peningkatan subjective well-being siswa. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Tingkat subjective well-being sebelum diberikan layanan bimbingan klasikal dominan berada di kategori sedang, sedangkan tingkat subjective well-being sesudah diberikan layanan bimbingan klasikal dominan berada pada kategori tinggi. Terdapat peningkatan subjective well-being perindikator, dan indikator yang paling tinggi meningkatnya adalah afektif. Terdapat perbedaan yang signifikan pada subjective well- being siswa sebelum diberikan layanan bimbingan klasikal dan sesudah diberikan layanan bimbingan klasikal. Dan layanan bimbingan klasikal berpengaruh dalam meningkatkan subjective well-being siswa.
Copyrights © 2023