Latar belakang penelitian ini adalah adanya fenomena self harm yang dilakukan oleh mahasiswa untuk melampiaskan tekanan emosional yang dirasakan akibat permasalahan yang dialami. Berbagai permasalahan yang berasal baik dari diri sendiri serta lingkungan jika dialami terus menerus dan tidak ditangani dapat mendorong mahasiswa untuk melakukan self harm. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku self harm pada mahasiswa yang ditinjau dari jenis major self mutilation, stereotypic self injury, dan moderate self mutilation. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian berjumlah 254 orang mahasiswa Departemen Bimbingan dan Konseling Tahun Masuk 2019, 2020, 2021 dan 2022. Gambaran perilaku self harm tersebut dianalisis dengan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku self harm mahasiswa berada pada kategori rendah. Perilaku self harm yang dilakukan mahasiswa ditinjau dari jenis major self mutilation antara lain adalah mengonsumsi obat secara berlebihan (overdosis). Pada jenis stereotypic self injury, perilaku self harm yang dilakukan adalah membenturkan anggota tubuh ke dinding dan memukul dada sebagai sebagai pelampiasan emosi yang dirasakan. Sedangkan pada jenis moderate self mutilation pada umumnya mahasiswa sengaja menyakiti diri sendiri dengan menyayat anggota tubuh. Berdasarkan hasil penelitian ini, konselor dapat memberikan bantuan berupa layanan informasi, layanan konseling individual, layanan konseling kelompok agar dapat mereduksi perilaku self harm serta kegiatan alih tangan kasus apabila perilaku self harm yang dilakukan sudah mencapai cedera parah.
Copyrights © 2023