Pendidikan dalam ajaran Islam mempunyai fungsi untuk membimbing serta mengarahkan peserta didik supaya mampu menerima amanah baik sebagai hamba maupun khalifah. Kepala madrasah perlu melakukan suatu pembiasaan dengan memasukkan nilai-nilai keagamaan pada setiap kegiatan lembaga agar mampu membentuk budaya religius. Budaya tersebut perlu ditekankan dalam lembaga pendidikan Islam karena terdapat sekumpulan nilai agama yang melandasi atas perilaku, kebiasaan dan simbol-simbol dari warganya. Tujuan kepenulisan artikel ini untuk mengkaji terkait bagaimana pola kepemimpinan kepala madrasah dalam membangun budaya religius peserta didiknya. Metode penulisan artikel memakai studi pustaka dengan cara menggali tulisan-tulisan yang tersedia namun disesuaikan terhadap fokus penelitian. Model analisis isi digunakan untuk mengolah data dengan cara menganalisis makna dari sumber-sumber yang sudah diperoleh. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa kepala madrasah mempunyai peran untuk mengarahkan seluruh sumber daya dalam lembaga supaya bisa menciptakan tingkat produktivitas yang tinggi. Penanaman akhlak mulia pada siswa bisa diketahui dari adanya pembiasaan religius dalam madrasah seperti sholat berjama’ah, membaca Al-Qur’an, berbusana muslim, menebar tali persaudaraan dan lain sebagainya. Kepala madrasah perlu menerapkan tiga strategi ketika akan membangun budaya religius tanpa memandang latar belakang dari siswanya.
Copyrights © 2024