Meningkatnya jumlah populasi manusia di Rantepao sangat berpengaruh besar terhadap aktivitas manusia yang menghasilkan sampah. Rendahnya pemahaman masyarakat dalam menjaga alam sehingga berujung pada pencemaran seperti pencemaran sungai Sa’dan dan lingkungan sekitar Rantepao. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan memahami ekoteologi dalam masa krisis lingkungan yang ditinjau dari perspektif filsafat naturalisme. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif dengan studi literatur. Metode pengumpulan data dimulai dari observasi lapangan dan studi pustaka. Temuan dari penelitian ini yaitu sifat konsumerisme dan hedonisme sebagai salah satu penyumbang sampah, Gereja Toraja peduli terhadap krisis lingkungan di Rantepao, dan manusia tidak memahami dirinya dengan baik sebagai mandataris Allah dalam menjaga lingkungan. Simpulan dari penelitian ini yaitu kemajuan zaman tidak menjamin kemajuan moral manusia dalam menjaga lingkungan dan inilah yang disebut perilaku buruk oleh Rousseau sehingga Gereja Toraja terus menyuarakan aksi penyelamatan bumi.
Copyrights © 2024