Membunuh Mini merupakan sebuah cerpen yang ‘menyentil’ pembaca untuk sadar terhadap kondisi sosial, budaya, dan politik di masyarakat. M. Aan Mansyur mengingatkan hal tersebut melalui penggambaran tokoh borjuis yang diperankan oleh Erwin (majikan) dan tokoh porletar yang diperankan oleh Mini (budak) dan Sikki (budak). Tokoh yang akan diangkat adalah tokoh Sikki sebagai budak yang selalu menuruti, mematuhi perintah tuannya untuk menjaga keberadaannya, termasuk dalam cerita ini adalah membunuh Mini yang hamil akibat perbuatan Erwin. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat: (a) seberapa jauh seorang sastrawan menjadi otentik saat menulis karya sastra? b) apakah di dalam karya sastra, pengarang berhasil membangun subjek otentik? Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, yang dianalisis secara deskriptif melalui kata-kata menggunakan teori Slavoj Zizek. Hasil analisis menunjukkan bahwa subjek Sikki melakukan tindakan radikal dengan melakukan “kebohongan” kepada majikannya karena dimensi simbolik (Tuan dan Budak) yang menekannya sehingga mengalami lack dalam dirinya. Keadaan lack dalam diri subjek pada akhirnya tidak menghasilkan sesuatu. Freedom yang ingin dicapai subjek menjadi ilusi dan tidak menjadi nyata. Subjek Sikki dan Mansyur sama-sama tidak mampu menuju “yang real” dengan bukti bahwa keduanya menyerah pada “yang simbolik”— norma.
Copyrights © 2024