Jakaria Jakaria
Bahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

NEGOSIASI IDEOLOGI PUISI “KAU INI BAGAIMANA ATAU AKU HARUS BAGAIMANA” KARYA K.H. A. MUSTOFA BISRI: KAJIAN HEGEMONI GRAMSCI (The Ideological Negotiation of The Poet “Kau Ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana” Works K.H. A. Mustofa Bisri: Gramsci Hegemony Study) Heny Anggreini; Muharrina Harahap; NFN Jakaria
Kandai Vol 16, No 2 (2020): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v16i2.2329

Abstract

Puisi “Kau ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana” adalah bentuk perlawanan kelompok subordinat terhadap kelompok dominan (penguasa) yang melakukan penindasan dan tidak memberikan kemerdekaan (kesejahteraan) walau rakyat telah merdeka. Kelompok penguasa memberikan kebebasan kepada rakyat, tetapi juga mengekang rakyat untuk tunduk kepada perintah penguasa. Oleh karena itu, kaum intelektual (penyair) melakukan resistensi untuk keluar dari ketertindasan yang dialami oleh kaum subordinat karena sikap otoriter penguasa. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui formasi dan negosiasi ideologi puisi sehingga terjelaskan bahwa kontestasi dan negosiasi ideologi yang dilakukan penyair dalam puisinya sebagai bentuk keinginan kaum intelektual (mahasiswa, penyair, dan peneliti) untuk menjadikan rakyat kritis dan bermoral dengan memengaruhi pola pikir (cara pandang) dan pola perilakunya melalui karya sastra. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang berfokus pada analisis isi dengan menggunakan teori hegemoni Gramsci. Hasil penelitian ini adalah tokoh “aku” adalah kelompok subordinat yang juga sebagai konter hegemonik (pembawa hegemoni tandingan) atas militerisme yang dipegang oleh kelompok dominan. Gus Mus mencoba untuk menegosiasikan nasionalisme-humanis yang religius kepada rakyat melalui puisinya karena manusia memerlukan ideologi religius dalam membentuk pola pikir dan perilakunya. Namun di samping itu, Gus Mus secara tersirat menegosiasikan ideologi Pancasila yang harus dipegang kembali oleh negara dan mulai meluluhkan militerisme yang otoriter karena Pancasila merupakan dasar negara Indonesia.The poem “Kau ini Bagaimana atau Aku Harus Bagaimana” is a form of struggle by the subordinate group to the dominant (authority holder) that suppresses freedom (wealth) despite the status of independence as a nation. The authority seems to give freedom however at the same time controlling the people for absolute obedience. In that circumstance, the intellectuals (poets) do act of resistance to escape from the oppression by the authoritarian. This research aims to see ideology formation and negotiation of the poem to explain the contestation and negotiation by the poet, as a reflection of the intellectuals (college students, poets, researchers) to stimulate a shifting point of view through literature. This research applies a descriptive qualitative method focusing on concepts of hegemony by Gramsci. The result shows that the character of “Aku” represents the subordinates and as a counter of hegemony (conveyor of counter-hegemony) against militarism by the dominant. Gus Mus tried to negotiate religious nationalist-humanism ideology to people through his poem arguing that people need religious ideology to form thoughts and behavior. Nonetheless, Gus Mus implicitly negotiated Pancasila as a state ideology to be re-embraced and shattered the authoritarian militarism because Pancasila is the foundation of Indonesia.
DEIKSIS DALAM PENGGUNAAN BAHASA JAWA DI DESA GEDANGAN KECAMATAN PULO BANDRING KABUPATEN ASAHAN Jakaria Jakaria; Syamsul Arif
JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Sasindo
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.741 KB) | DOI: 10.24114/sasindo.v6i2.7770

Abstract

ABSTRAKJakaria. Nim 2122210004. Deiksis dalam Penggunaan Bahasa Jawa di Desa Gedangan Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan. Program Studi Sastra Indonesia/S-1. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.                                                                                                    Deiksis yaitu penunjukan melalui bahasa, baik dalam bentuk kata atau frase yang dapat diketahui berdasarkan pemahaman yang sama antara pembicara dan pendengar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk deiksis persona, bentuk-bentuk deiksis ruang, dan bentuk-bentuk deiksis waktu yang digunakan dalam bahasa Jawa di Desa Gedangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data penelitian berupa ujaran bahasa Jawa yang dituturkan informan yang mengandung kata atau frase yang deiktis. Berdasarkan pengumpulan dan analisis data terdapat 51 bentuk deiksis dalam penggunaan bahasa Jawa di Desa Gedangan. Bentuk-bentuk tersebut berupa kata. Masing-masing bentuk dirinci menjadi: 24 bentuk termasuk dalam deiksis persona, 15 bentuk termasuk dalam deiksis ruang, dan 12 bentuk termasuk dalam deiksis waktu. Penggunaan deiksis dalam bahasa Jawa di Desa Gedangan memiliki persamaan dan perbedaan dengan deiksis dalam bahasa Indonesia baik dari segi bentuk maupun maknanya. Selain itu, terdapat beberapa bentuk deiksis yang mengalami perubahan dan pergeseran. Faktor penyebab yang paling dominan adalah perpindahan penduduk ke luar dari daerah asal karena pekerjaan, pendidikan, keluarga, dan sebagainya. Pengaruh dari perpindahan tersebut menambah beberapa bentuk deiksis bahasa Indonesia ke dalam penggunaan deiksis bahasa Jawa di Desa Gedangan. Bentuk-bentuk tersebut di antaranya; kami, kita, kamu, kalian, sini, abang dan kakak. Di lain sisi, terdapat beberapa bentuk deiksis bahasa Jawa, seperti kakang, mas, dan kae yang sangat sedikit digunakan dalam tuturan sehari-hari sehingga memungkinkan bentuk kakang, mas, dan kae akan hilang dalam penggunaan deiksis bahasa Jawa di Desa Gedangan pada generasi berikutnya. Kata Kunci: Jenis dan Bentuk Deiksis Persona, Ruang, dan Waktu. 
Subjek Otentik dalam Cerpen "Membunuh Mini" Karya M. Aan Mansyur: Perspektif Slavoj Zizek Anggreini, Heny; Harahap, Muharrina; Jakaria, Jakaria
Asas: Jurnal Sastra Vol 13, No 2 (2024): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ajs.v13i2.60966

Abstract

Membunuh Mini merupakan sebuah cerpen yang ‘menyentil’ pembaca untuk sadar terhadap kondisi sosial, budaya, dan politik di masyarakat. M. Aan Mansyur mengingatkan hal tersebut melalui penggambaran tokoh borjuis yang diperankan oleh Erwin (majikan) dan tokoh porletar yang diperankan oleh Mini (budak) dan Sikki (budak). Tokoh yang akan diangkat adalah tokoh Sikki sebagai budak yang selalu menuruti, mematuhi perintah tuannya untuk menjaga keberadaannya, termasuk dalam cerita ini adalah membunuh Mini yang hamil akibat perbuatan Erwin. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat: (a) seberapa jauh seorang sastrawan menjadi otentik saat menulis karya sastra? b) apakah di dalam karya sastra, pengarang berhasil membangun subjek otentik? Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, yang dianalisis secara deskriptif melalui kata-kata menggunakan teori Slavoj Zizek. Hasil analisis menunjukkan bahwa subjek Sikki melakukan tindakan radikal dengan melakukan “kebohongan” kepada majikannya karena dimensi simbolik (Tuan dan Budak) yang menekannya sehingga mengalami lack dalam dirinya. Keadaan lack dalam diri subjek pada akhirnya tidak menghasilkan sesuatu. Freedom yang ingin dicapai subjek menjadi ilusi dan tidak menjadi nyata. Subjek Sikki dan Mansyur sama-sama tidak mampu menuju “yang real” dengan bukti bahwa keduanya menyerah pada “yang simbolik”— norma.
The Use of Spelling in Students' Scientific Articles in Department of Indonesian Language and Literature Harahap, Muharrina; Anggreini, Heny; Jakaria, Jakaria; Barus, Frinawaty Lestarina; Naelofaria, Salmah
Proceeding International Conference on Malay Identity The 2nd International Seminar on Language, Literature, Education, Arts and Culture
Publisher : Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi, FKIP, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research was conducted to find out the spelling mistakes and the causes of spelling mistakes in scientific articles of students of the Indonesian Language and Literature Department. By knowing this, students will comprise scientific papers that are good and correct, and in accordance with the rules. The method used in this research was descriptive qualitative. The sources of research data were students' scientific articles of the Department of Indonesian Language and Literature, which are the products of team-based projects during Comparative Literature (fifth semester). The researcher chose four scientific articles to obtain the research results to be achieved or called the purposive sampling method. This research used an analytical method, namely the orthographic equivalent method, whose determining tool is writing with the concept of EYD and language errors. The results of this study are that students of the Department of Indonesian Language and Literature still often make Indonesian language mistakes in working on team-based project products in the form of scientific articles. This is due to the lack of understanding of students in the use of spelling in accordance with the rules. Then, students are less careful and lazy in checking the use of spelling. Therefore, students need to get training in writing (the use of spelling and Indonesian language rules) in order to become competent students in their fields according to the profile of graduates (research assistants, academics, and practitioners).
NEGOSIASI IDEOLOGI DALAM ANTOLOGI PUISI “LEPAS MUASAL” KARYA SEISKA HANDAYANI: KAJIAN HEGEMONI GRAMSCI TERHADAP WACANA PEREMPUAN Harahap, Muharrina; Anggreini, Heny; Jakaria, Jakaria
IdeBahasa Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Idebahasa Vol 6 No 2 December 2024
Publisher : Asosiasi dosen IDEBAHASA KEPRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37296/idebahasa.v6i2.231

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan ideologi yang ingin dinegosiasikan oleh Seiska Handayani melalui kumpulan puisi Lepas Muasal terkait wacana perempuan. Dalam puisi-puisinya, Handayani mencoba mengkritisi ideologi dominan, yaitu sistem patriarki. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah empat puisi yang termaktub di dalam kumpulan puisi Lepas Muasal, yaitu “Sebatang Cinta”, “Perihal Rindu yang Kukirimkan Kemarin Itu”, “Ketika Sepi”, dan “Rindu”. Keempat puisi dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode simak. Selanjutnya, data dianalisis dengan konsep hegemoni Gramsci, yaitu ideologi, hegemoni, dan intelektual organik. Hasil penelitian ini adalah Handayani sebagai penyair perempuan Sumatera Utara menegosiasikan ideologi romantisisme. Ideologi romantisisme yang dinegosiasikannya adalah romantisisme-religius dan romantisisme-feminis. Ideologi tersebut untuk melawan ideologi dominan, yaitu sistem patriarki. Ideologi ini dinegosiasikan karena ia menginginkan keidealan di balik realitas yang selalu ‘kurang dan tidak utuh’.
Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Berita Online cakaplah.com: Studi Deskriptif Fitriani, Dinda; Apriyani Silitonga, Imelda; Utari, Pradilla; Pulungan, Ummu Atiah; Stevani Surbakti, Yemima; Ikhsan Pulungan, Khoirul; Aulia Sihombing, Dita; Jakaria, Jakaria
MUDABBIR Journal Research and Education Studies Vol. 5 No. 1 (2025): Vol. 5 No. 1 Januari - Juni 2025
Publisher : Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia (PERMAPENDIS) Prov. Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/mudabbir.v5i1.869

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeksripsikan kesalahan ejaan yang terdapat pada salah satu teks berita online di website cakaplah.com. Adapun beberapa hal yang dianalisis dalam berita online cakaplah.com terkait kesalahan berbahasa yaitu; 1) Kesalahan penggunaan tanda baca, 2) Kesalahan penggunaan kata serapan dan istilah asing, 3) Kesalahan penggunaan kata ganti dan struktrur bahasa. Analisis kesalahan berbahasa dalam berita online disusun berpedoman pada EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tata bahasa Indonesia pada berita online cakaplah.com masih belum sepenuhnya sesuai dengan kaidah yang berlaku, ditandai dengan ditemukannya kesalahan pada penulisan kata, penggunaan kata serapan yang tak sesuai dengan berita formal. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi redaksi cakaplah.com untuk meningkatkan kualitas penggunaan tata bahasa Indonesia dalam berita-berita, juga agar kedepannya cakaplah.com sebagai media berita online yang menjadi influencer para pembaca dalam menggunakan tata kebahasaaan yang benar dalam konteks formal.
KAJIAN SINTAKSIS DAN MORFOLOGIS TERHADAP TEKS PROKLAMASI: STRUKTUR DAN MAKNANYA Yemima, Queen; Hutagalung, Nurhabibah; Sihombing, Melica; Gultom, Theresia Marlina Yopita; Jakaria, Jakaria
Jurnal Membaca Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 10, No 1 (2025): Jurnal Membaca (Bahasa dan Sastra Indonesia)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jmbsi.v10i1.31743

Abstract

This research analyzes the syntactic and morphological aspects of the Indonesian Proclamation Text to understand its structure and meaning. Syntax focuses on sentence structure and the relationships between sentence elements, while morphology studies word formation and how words change to convey meaning. The study uses a qualitative descriptive method to examine the linguistic patterns in the proclamation text, comparing them with other formal texts such as academic and news texts. The syntactic analysis reveals that the proclamation text follows a clear and structured pattern, ensuring its message is conveyed effectively. The first sentence employs a subject-verb-object (SVO) structure, making the declaration direct and authoritative. Meanwhile, the second sentence uses a passive construction, emphasizing the collective responsibility in the transition of power. Morphological analysis shows the use of affixation, such as prefixes and suffixes, which strengthen the formal and official nature of the text. The findings highlight the effectiveness of the text in delivering a strong and unambiguous message, By understanding the linguistic structures within the proclamation, this study provides insights into the role of language in historical and national identity. The research underscores the importance of proper syntactic and morphological structures in official documents to ensure clarity and impact.