Lampuhyang
Vol 15 No 2 (2024)

Tradisi Megibung Di Kabupaten Karangasem Kajian Folklor

Putra Gotama, Putu Andyka Andyka (Unknown)
Artika, I Wayan (Unknown)
Artawan, Gde (Unknown)
Paramarta, , I Ketut (Unknown)



Article Info

Publish Date
11 Jul 2024

Abstract

Hadirnya revolusi industri 4.0 tidak hanya berdampak pada perubahan kemajuan teknologi, namun juga berdampak pada kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Dampak tersebut mengakibatkan bergesernya nilai-nilai dari beberapa kebudayaan. Pergeseran ini terjadi di seluruh pulau di Indonesia, salah satunya adalah Bali. Setiap kabupaten di Bali sangat kaya dengan tradisi begitu pula halnya dengan Kabupaten Karangasem. Salah satu tradisinya adalah tradisi megibung. Walaupun tradisi megibung ini sarat akan nilai-nilai yang baik, namun seiring perkembangan zaman sekarang ini, tradisi megibung sudah mulai tergantikan posisinya dengan prasmanan. Hal ini disebabkan karena adanya anggapan terhadap nilai-nilai negatif dari tradisi megibung yang mengakibatkan munculnya resistensi dari tradisi tersebut. Oleh karena itu, dalam hal ini akan dibahas mengenai konsep dasar tradisi megibung dan nilai positif, serta negatif dari tradisi megibung. Selanjutnya penelitian ini menggunakan pendekatan empiris. Sementara itu, penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif. Metode penentuan subjek yang dipakai dalam penelitian ini adalah sampling nonprobability dengan jenis purposive sampling (sampling yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu). Metode pengumpulan data yang dipakai adalah wawancara dan studi kepustakaan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara induktif mulai dari Reduksi data, klasifikasi data, display data, interpretasi data, dan penarikan Kesimpulan. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah dapat disimpulkan bahwa megibung memiliki konsep dasar adalah makan bersama. Ada beberapa tata tertib yang mesti diikuti dalam proses megibung yaitu mulai menikmati hidangan ketika sudah dipersilakan oleh pemilik hajatan, tidak boleh mengambil makanan yang berada di depan seseorang, anggota terdiri atas 6-8 orang dalam satu kelompok, memulai dan mengakhiri proses megibung dilakukan bersama-sama, dan dipimpin oleh orang yang dituakan di kelompok tersebut. Tradisi megibung sarat akan nilai-nilai positif, diantaranya adalah nilai kebersamaan, gotong royong, kedisiplinan, demokrasi, toleransi, kekeluargaan, dan religius. Selain nilai positif tersebut di atas, megibung juga memiliki nilai negatif bagi sebagian masyarakat. Nilai negatif ini menyebabkan munculnya resistensi yang mengakibatkan tradisi megibung ini mulai bergeser ke prasmanan. Nilai negatif tersebut antara lain adalah……….

Copyrights © 2024






Journal Info

Abbrev

jurnallampuhyang

Publisher

Subject

Other

Description

Jurnal LAMPUHYANG Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Lembaga Penjamin Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura. Jurnal LAMPUHYANG terbit dua kali dalam setahun yaitu bulan Januari dan ...