Bioflokulan saat ini menjadi alternatif pengganti flokulan sintetis dalam pengolahan air. Bioflokulan disebut juga sebagai flokulan organik karena dapat dihasilkan dari hewan, tumbuhan, atau mikroorganisme. Dalam penelitian ini akan dikaji kemampuan daun Abelmoschus manihot L. sebagai flokulan untuk menurunkan turbiditas air. Tahap pertama menentukan parameter optimum pengolahan (derajat keasaman, dosis koagulan dan flokulan, laju dan waktu pengadukan koagulasi dan flokulasi). Tahap kedua mengaplikasikan parameter optimum ke dalam pengolahan secara Jar test (SNI 19-6449-2000). Hasil pengukuran secara triplo diperoleh parameter optimum pengolahan air sebagai berikut: pH 7, dosis koagulan dan flokulan 15 ppm dan 12,5 ppm, laju pengadukan 200 rpm dan 20 rpm dalam waktu 10 menit dan 7,5 menit. Turbiditas air non olahan (awal) rata-rata 78,667 NTU dan air olahan rata-rata 0,835 NTU. Penurunan nilai turbiditas diduga akibat terjadinya destabilisasi partikel koloid secara adsorpsi kimia, sweep floc, dan pembentukan jembatan antar partikel. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan niai turbiditas yang signifikan pada air olahan diakibatkan oleh penambahan ekstrak daun Abelmoschus manihot L. Simpulan dari penelitian ini adalah daun Abelmoschus manihot L. dapat digunakan sebagai flokulan dalam pengolahan air.
Copyrights © 2023