Kajian ini mengulas pertemuan antara penyebar islam dari Demak dengan masyarakat lokal di pedalaman Jawa. Khususnya Ponorogo dan Pacitan abad 15 hingga awal abad 16, melalui memori babad alit dan babade nagara Patjitan. Dakwah Islam digambarkan menimbulkan benturan. Selama ini tidak banyak informasi sejarah di abad awal dan krusial di persebaran Islam di wilayah pedalaman. Karena menyorot keberhasilan batoro katong, kurang mengelaborasi awal sebaran islam, termasuk hambatan dan peran tokoh lain dari Pacitan. Persebaran islam di Brang Wetan memaparkan peran kiai ageng muhammad besari dengan pesantren Gebang Tinatarnya sesudah masa batoro katong. Upaya menerjemahkan babad tersebut merupakan kabar baik untuk mengisi kekosongan informasi. Metode menggunakan pendekatan sejarah dengan memilih topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi dan penulisan melalui sumber atas dua babad. Penelitian menemukan benturan penyebar islam dengan masyarakat lokal sebab ketegangan agama, juga motif ekonomi dan politik merupakan pengaruh konflik internal antar keluarga sejak akhir kerajaan Majapahit, yaitu setelah perang paregreg. Pertemuan islam dengan masyarakat lokal lalu menghasilkan karakter islam khas pedalaman, berupa adaptasi corak islam dengan tradisi setempat.
Copyrights © 2024