Penelitian ini dilatarbelakangi oleh upaya untuk dapat membuat sistem anti-bising yang bersifat kontinu, permanen, dan bermanfaat sebagai peredam bising baik pada siang atau malam hari. Metode penelitian dilakukan dengan meletakkan sumber bunyi (loudspeaker) di depan samping penerima bunyi (dB-meter) pada jarak tetap. Di antara sumber bunyi dan penerima bunyi diletakkan dinding berongga, yang jarak antardinding tersebut divariasi. Sumber bunyi pada nilai taraf intensitas (TI) yang bernilai tetap tetapi frekuensinya divariasi, dan TI bunyi di lokasi penerima (sebagai model pendengar) diukur dengan dB-meter. Itu dilakukan dengan menggunakan rongga antar-dinding sebagai jebakan bising baik dalam kondisi terbuka maupun tertutup. Hasilnya, pada frekuensi 2.000 hingga 4.000 Hz terdapat pemerosotan TI yang signifikan pada lebar jebakan antara 11,0 hingga 21,0 cm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa jebakan bunyi berbasis gelombang berdiri dapat dimanfaatkan sebagai alternatif anti-bising pada sistem bangunan hunian pada frekuensi bunyi yang paling peka oleh indera pendengar manusia.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024