Koagulopati merupakan kondisi yang kerap dialami oleh pasien positif COVID-19. Kondisi ini berhubungan dengan resiko terjadinya trombosis serta kematian pada pasien COVID-19. Data penggunaan kedua antikoagulan profilaksis yakni heparin dan enoxaparin didapatkan di RSUD dr. Loemnono Hadi Kudus, dengan melihat nilai laboratorium yakni kadar D-dimer pasien sebagai evaluasi terkait efektivitas penggunaan obat, dan episode kejadian perdarahan sebagai evaluasi terkait profil keamanan kedua obat tersebut. Penelusuran data dilakukan secara retrospektif yakni pasien COVID-19 yang mendapatkan perawatan di rumah sakit mulai tahun 2020 hingga 2022. Metode penelitian ini adalah kohort observasional menggunakan 127 sampel yang memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi, dengan 55 data pada kelompok heparin dan 72 pada enoxaparin. Analisis efektivitas menggunakan uji Mann-Whitney menunjukkan terdapat penurunan kadar D-dimer yang signifikan pada pasien yang menggunakan antikoagulan enoxaparin (p-value < 0.05) sedangkan pada pasien yang mendapatkan heparin tidak menunjukkan penurunan yang signifikan (p-value > 0.05). Berdasarkan evaluasi keamanan penggunaan kedua antikoagulan, enoxaparin juga memiliki insidensi kejadian perdarahan yang lebih kecil (33.3%) dibandingkan heparin (40.0%). Kondisi perdarahan yang paling sering dialami pasien COVID-19 yang menerima antikoagulan profilaksis adalah batuk darah atau hemoptisis (6.3%). Namun secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kejadian perdarahan antar kedua kelompok obat (p-value > 0.05).
Copyrights © 2023