Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi ekologis hasil hutan bukan kayu jenis tumbuhan pewarna alami serta upaya konservasi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Adat Boti. Penelitian ini menggunakan metode analisis vegetasi (purposive sampling) dan wawancara (snowball sampling). Berdasarkan hasil penelitian di sekitar kawasan hutan di Desa Adat Boti, terdapat 5 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pewarna alami tenun ikat yaitu Mengkudu (Morinda citrifolia) 182,49%, Loba (Symplocos sp.) 147,56% memiliki potensi banyak sehingga harus dipertahankan terus. Sedangkan jenis Tarum (Indigofera tinctoria) 51,77%, Arbila (Phaseolus lunatus L.) 34,57% dan Kunyit (Curcuma longa) 20,30% sesuai dengan syarat tumbuh. Namun dilihat dari pertumbuhannya sampai tingkat semai sehingga potensinya semakin berkurang maka harus di budidayakan kembali. Tumbuhan pewarna di Desa Adat Boti paling banyak ditemukan pada tingkat kemiringan lereng 0-45% dan tingkat ketinggian 200 sampai > 500 mdpl . Upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi tingkat kepunahan spesies tersebut yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang pentingnya membudidayakan tumbuhan sehingga dapat dimanfaatkan jangka panjang dan ketersediaan bahan baku pewarna alami dan habitat hidup tumbuhan lainnya akan tetap lestari.
Copyrights © 2023