Lirik lagu Jatuh Suka yang ditulis oleh Tulus secara sederhana menggambarkan rasa suka seseorang terhadap orang lain, yang disajikan dengan mengikuti kaidah kebahasaan yang baik. Setiap kata yang muncul dalam Jatuh Suka menyiratkan simbol atas sesuatu yang menjadikan lagu ini memiliki keunikan. Untuk itu penelitian ini disusun dengan tujuan menganalisis representasi romantisme dalam lirik lagu Jatuh Suka karya Tulus melalui kajian semiotika Peirce. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yang dibarengi dengan menggunakan teori semiotika Pierce. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wujud romantisme yang hadir pada lirik lagu Jatuh Suka, pertama, muncul pada penggalan kata, “beginikah surga?” yang memberikan isyarat bahwa seseorang yang disukai adalah representasi dari surga, yakni sebuah tempat yang damai dan indah. Kedua, wujud romantisme muncul pada penggalan, “Ini semua bukan salahmu punya magis perekat yang sekuat itu,” di mana dalam konteks romantisme upaya mencintai seseorang adalah sesuatu yang bersifat abu-abu. Artinya, tidak ada sesuatu yang dirasa benar atau salah. Ketiga, penggalan kata, “maafkan, aku jatuh suka,” menjadi simbol atas representasi romantisme tertinggi yakni rasa ikhlas, di mana penulis menyiratkan rasa rendah hati atas perasaan yang tengah dialami. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa lagu Jatuh Suka muncul menjadi antitesis dari sebuah tulisan bergenre asmara yang berhasil “mematahkan” bahwa lagu cinta tidak melulu menyampaikan perasaan secara “terbuka” atau gambling, karena Jatuh Suka justru muncul menjadi tulisan atas menyukai seseorang dalam tatanan yang pas, sederhana, cukup, rendah hati, dan sadar diri.
Copyrights © 2023