Penelitian ini mengungkapkan berbagai tantangan serius dalam pelaksanaan perlindungan bagi anak korban kekerasan di Bandung. Meskipun terdapat banyak kebijakan dan regulasi yang mendukung perlindungan anak, implementasinya di lapangan masih belum optimal. Kendala utama meliputi keterbatasan anggaran, sumber daya manusia, dan kurangnya koordinasi antar lembaga. Wawancara dengan korban kekerasan menunjukkan bahwa perlindungan yang diberikan sering kali tidak memadai, terutama dalam akses ke bantuan psikologis dan dukungan lainnya. Pemerintah Kota Bandung telah berupaya melindungi anak-anak korban kekerasan melalui berbagai program, namun implementasi di lapangan masih menghadapi hambatan. Peran lembaga non-pemerintah (LSM) dan partisipasi masyarakat sangat penting dalam mengisi kesenjangan layanan pemerintah. LSM lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan anak korban kekerasan, sementara partisipasi masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan anggaran dan sumber daya, pelatihan dan pengembangan kapasitas petugas, penguatan koordinasi antar lembaga, serta kampanye edukasi dan kesadaran yang lebih intensif. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan perlindungan terhadap anak korban kekerasan di Bandung dapat ditingkatkan secara signifikan. Penelitian ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi perlindungan anak korban kekerasan di Bandung dan memberikan rekomendasi konkret untuk perbaikan sistem perlindungan yang ada.
Copyrights © 2024