Pada zaman sekarang pemahaman hadis misoginis terhadap perempuan belum bisa dinegasikan secara sempurna. Hal ini disebabkan oleh pemahaman yang tekstual dan tidak komprehensif dalam memaknai hadis. Begitupun dengan pemahaman para ulama terdahulu sesuai konteksnya, bias apabila dipahami pada zaman sekarang. Studi ini bertujuan mengeksplorasi konstruksi pemikiran Quraish Shihab terhadap hadis “penciptaan Siti Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam yang bengkok” melalui pemikirannya yang ramah gender dan tafsir progresifnya. Studi ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan resiprokal (qiraat mubadalah). Hasil pembacaan terhadap literatur menunjukkan bahwa maksud dari tulang rusuk yang bengkok bukanlah bentuk pelecehan, akan tetapi hanyalah sebagai ilustrasi. Kemudian, filosofi tulang rusuk yang bengkok adalah kecenderungan sikap perempuan, yang mana apabila dikeraskan akan mendapatkan kesulitan bagi laki-laki dalam memperbaikinya. Hal ini bertujuan supaya kaum laki-laki menyadari dan memahami karakter perempuan, agar terciptanya sikap bijaksana terhadap perempuan. Distingsi pemaknaan hadis tersebut dengan mufassir lain yakni, mufassir lain menafsirkan tulang rusuk yang bengkok adalah kecenderungan sikap perempuan yang mudah bengkok, lemah dan mudah terpengaruh. Maka Pemikiran Muhammad Quraish Shihab bisa menjadi rekomendasi dalam memahami hadis-hadis yang bernuansa misoginis terkhusus pembahasan hadis kekerasan seksual (diciptakan perempuan dari tulang rusuk Nabi Adam). Hal ini bertujuan agar pembiasan pemahaman dan tindakan terhadap perempuan bisa diminimalisir dengan baik.
Copyrights © 2023