Latar Belakang: Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) adalah kondisi paru-paru kritis yang memerlukan perawatan di Intensive Care Unit (ICU) dengan angka kematian tinggi, mencapai 60%. ARDS pertama kali didefinisikan oleh Asbaugh dkk (1967) sebagai hipoksemia berat dengan onset akut, infiltrat bilateral pada foto thoraks, dan penurunan compliance paru. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik pasien ARDS di ICU RSUD M. Natsir Solok sepanjang tahun 2023 serta faktor dominan yang terkait dengan kejadian ARDS di rumah sakit tersebut. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan desain cross-sectional. Sampel terdiri dari seluruh pasien ARDS yang dirawat di ICU RSUD M. Natsir Solok dari 1 Januari hingga 31 Desember 2023, dipilih dengan teknik total sampling. Data yang dianalisis meliputi jenis kelamin, usia, lama rawatan ICU, penggunaan ventilator, dan outcome pasien. Hasil: dari 6 pasien ARDS yang dirawat di ICU, 5 di antaranya adalah laki-laki dan 1 perempuan. Sebagian besar pasien berusia di atas 40 tahun (4 orang). Mayoritas pasien (5 orang) dirawat di ICU kurang dari 7 hari. Sebanyak 5 pasien menggunakan ventilator, dan 5 dari 6 pasien meninggal dunia. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa ARDS lebih sering terjadi pada laki-laki dan pasien berusia di atas 40 tahun, dengan tingkat mortalitas yang sangat tinggi, terutama pada pasien yang memerlukan ventilator. Hasil ini menekankan pentingnya intervensi dini dan manajemen tepat untuk meningkatkan outcome pasien ARDS.
Copyrights © 2024