Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Karakteristik Pasien Operasi di ICU RSUD M. Natsir Solok Tahun 2023 Mustiadji, Adji; Raziq Jamil, Abdul; Hadi, Jon
Scientific Journal Vol. 3 No. 2 (2024): SCIENA Volume III No 2, March 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i2.141

Abstract

Pendahuluan: ICU (Intensive Care Unit) merupakan unit pelayanan yang dirancang khusus untuk menangani pasien dengan kondisi kritis pasca operasi. Pemantauan intensif di ICU menjadi penting untuk pasien yang menjalani laparotomi, mengingat risiko tinggi komplikasi dan mortalitas.  Tujuan penelitian: untuk mengevaluasi karakteristik pasien pasca operasi yang dirawat di ICU RSUD M. Natsir Solok sepanjang tahun 2023, dengan fokus pada diagnosis utama, distribusi berdasarkan jenis kelamin dan usia, serta outcome pasien. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Data dikumpulkan dari seluruh pasien post operasi yang dirawat di ICU RSUD M. Natsir Solok selama periode 1 Januari hingga 31 Desember 2023. Analisis dilakukan terhadap 60 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, dengan fokus pada diagnosis post operasi, jenis kelamin, usia, dan outcome pasien.Hasil: Dari 60 pasien yang diteliti, mayoritas (43 pasien) memiliki diagnosis post laparotomy, dengan peritonitis sebagai indikasi paling umum. Distribusi jenis kelamin menunjukkan lebih banyak pasien perempuan (33 pasien) dibandingkan laki-laki (27 pasien). Sebagian besar pasien berusia di atas 40 tahun (40 pasien). Dari sisi outcome, 49 pasien berhasil selamat dan dipindahkan ke perawatan biasa setelah dirawat di ICU, sementara 11 pasien meninggal dunia. Kesimpulan: Mayoritas pasien post operasi yang dirawat di ICU RSUD M. Natsir Solok menjalani laparotomi, terutama karena peritonitis. Tingginya angka kasus peritonitis menekankan pentingnya deteksi dini dan intervensi cepat. Pasien yang lebih tua dan perempuan lebih berisiko mengalami komplikasi, yang memerlukan perhatian khusus dalam perencanaan perawatan. Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan kualitas perawatan di ICU, terutama dalam hal pemantauan intensif dan penanganan komorbiditas, sangat penting untuk meningkatkan outcome pasien.
Analisis Faktor Klinis dan Outcome pada Pasien Acute Respiratory Distress Syndrome di ICU RSUD M. Natsir Solok Tahun 2023 Ariadi, Ade; Mustiadji, Adji; Munandar, Irsal
Scientific Journal Vol. 3 No. 2 (2024): SCIENA Volume III No 2, March 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i2.143

Abstract

Latar Belakang: Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) adalah kondisi paru-paru kritis yang memerlukan perawatan di Intensive Care Unit (ICU) dengan angka kematian tinggi, mencapai 60%. ARDS pertama kali didefinisikan oleh Asbaugh dkk (1967) sebagai hipoksemia berat dengan onset akut, infiltrat bilateral pada foto thoraks, dan penurunan compliance paru. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik pasien ARDS di ICU RSUD M. Natsir Solok sepanjang tahun 2023 serta faktor dominan yang terkait dengan kejadian ARDS di rumah sakit tersebut. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan desain cross-sectional. Sampel terdiri dari seluruh pasien ARDS yang dirawat di ICU RSUD M. Natsir Solok dari 1 Januari hingga 31 Desember 2023, dipilih dengan teknik total sampling. Data yang dianalisis meliputi jenis kelamin, usia, lama rawatan ICU, penggunaan ventilator, dan outcome pasien. Hasil: dari 6 pasien ARDS yang dirawat di ICU, 5 di antaranya adalah laki-laki dan 1 perempuan. Sebagian besar pasien berusia di atas 40 tahun (4 orang). Mayoritas pasien (5 orang) dirawat di ICU kurang dari 7 hari. Sebanyak 5 pasien menggunakan ventilator, dan 5 dari 6 pasien meninggal dunia. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa ARDS lebih sering terjadi pada laki-laki dan pasien berusia di atas 40 tahun, dengan tingkat mortalitas yang sangat tinggi, terutama pada pasien yang memerlukan ventilator. Hasil ini menekankan pentingnya intervensi dini dan manajemen tepat untuk meningkatkan outcome pasien ARDS.
Ketoasidosis Diabetikum Ariadi, Ade; Mustiadji, Adji; Alimurdianis
Scientific Journal Vol. 3 No. 6 (2024): SCIENA Volume III No 6, November 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i6.174

Abstract

Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan kegawatdaruratan pada diabetes melitus (DM) yang didefinisikan sebagai trias hiperglikemia, ketonemia, dan asidosis. Ketoasidosis diabetik menyebabkan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi meskipun terapi diabetes telah berkembang. Aspek krusial dari tata laksana KAD meliputi pemberian cairan dan elektrolit, terutama kalium, dalam jumlah adekuat, dan pemberian insulin secara kontinu. Status hidrasi penderita dengan KAD dan gagal jantung dapat dinilai dengan pemeriksaan fisik, seperti kesadaran, tandatanda vital, capillary refill time, turgor kulit, tekanan vena jugularis, dan tanda-tanda edema paru. Metode invasif dan non-invasif dapat pula menilai kecukupan cairan pada rehidrasi penderita dengan KAD dan gagal jantung. Metode invasif meliputi tekanan vena sentral dan tekanan arteri pulmonal, sementara metode non-invasif meliputi ekokardiografi, bioimpedance vector analysis (BIVA), dan brain natriuretic peptide (BNP). Dengan penilaian status hemodinamik yang tepat di unit perawatan intensif, pasien gagal jantung yang mengalami KAD dapat diberikan cairan dalam jumlah adekuat sehingga terhindar dari dehidrasi ataupun overhidrasi.
Pemberian Informasi & Edukasi “ Dukungan Psikososial bagi Penderita Kanker dan Keluarga” Dewi, Sulistiana; Ariadi, Ade; Mustiadji, Adji; Hondrizal
Abdika Sciena Vol 2 No 2 (2024): JURABDIKES Volume 2 No 2, Desember 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/jurabdikes.v2i2.183

Abstract

Kanker tidak hanya memengaruhi kondisi fisik pasien, tetapi juga memiliki dampak psikologis dan sosial yang signifikan bagi pasien dan keluarga mereka. Stres, kecemasan, dan depresi sering dialami oleh penderita kanker akibat proses pengobatan yang panjang dan ketidakpastian mengenai kesembuhan. Oleh karena itu, dukungan psikososial memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka saat menghadapi tantangan penyakit ini.Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai pentingnya dukungan psikososial bagi penderita kanker dan keluarga, serta mengevaluasi dampaknya terhadap pemahaman dan kesiapan mereka dalam menghadapi tantangan emosional dan sosial. Metode yang digunakan meliputi seminar, diskusi kelompok, serta penyebaran materi edukasi melalui media cetak dan digital. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan tingkat pemahaman peserta sebelum dan sesudah intervensi edukasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa edukasi mengenai dukungan psikososial secara signifikan meningkatkan kesadaran peserta terhadap pentingnya kesejahteraan mental dan emosional dalam perawatan kanker. Selain itu, banyak peserta yang memperoleh pemahaman lebih baik mengenai strategi koping serta peran penting keluarga dan komunitas dalam mendukung pasien kanker. Dengan demikian, pemberian informasi dan edukasi mengenai dukungan psikososial dapat menjadi strategi efektif dalam membantu pasien kanker dan keluarga mereka menghadapi tantangan emosional dengan lebih baik.