Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Faktor Klinis dan Outcome pada Pasien Acute Respiratory Distress Syndrome di ICU RSUD M. Natsir Solok Tahun 2023 Ariadi, Ade; Mustiadji, Adji; Munandar, Irsal
Scientific Journal Vol. 3 No. 2 (2024): SCIENA Volume III No 2, March 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i2.143

Abstract

Latar Belakang: Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) adalah kondisi paru-paru kritis yang memerlukan perawatan di Intensive Care Unit (ICU) dengan angka kematian tinggi, mencapai 60%. ARDS pertama kali didefinisikan oleh Asbaugh dkk (1967) sebagai hipoksemia berat dengan onset akut, infiltrat bilateral pada foto thoraks, dan penurunan compliance paru. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik pasien ARDS di ICU RSUD M. Natsir Solok sepanjang tahun 2023 serta faktor dominan yang terkait dengan kejadian ARDS di rumah sakit tersebut. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan desain cross-sectional. Sampel terdiri dari seluruh pasien ARDS yang dirawat di ICU RSUD M. Natsir Solok dari 1 Januari hingga 31 Desember 2023, dipilih dengan teknik total sampling. Data yang dianalisis meliputi jenis kelamin, usia, lama rawatan ICU, penggunaan ventilator, dan outcome pasien. Hasil: dari 6 pasien ARDS yang dirawat di ICU, 5 di antaranya adalah laki-laki dan 1 perempuan. Sebagian besar pasien berusia di atas 40 tahun (4 orang). Mayoritas pasien (5 orang) dirawat di ICU kurang dari 7 hari. Sebanyak 5 pasien menggunakan ventilator, dan 5 dari 6 pasien meninggal dunia. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa ARDS lebih sering terjadi pada laki-laki dan pasien berusia di atas 40 tahun, dengan tingkat mortalitas yang sangat tinggi, terutama pada pasien yang memerlukan ventilator. Hasil ini menekankan pentingnya intervensi dini dan manajemen tepat untuk meningkatkan outcome pasien ARDS.
Pemberian Informasi & Edukasi “Bersama Kita Peduli Menghilangkan Stigma Negatif Epilepsi” Peringatan Hari Peduli Epilepsi Internasional tahun 2024 Asril, Asrizal; Nikmawati, Sari; Ariadi, Ade; Budianti, Dian
Abdika Sciena Vol 2 No 1 (2024): JURABDIKES Volume 2 No 1, Juni 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/jurabdikes.v2i1.153

Abstract

Menghilangkan stigma negatif terhadap epilepsi memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Stigma sering kali muncul dari kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang epilepsi, menyebabkan penderita mengalami diskriminasi dan isolasi sosial. Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan kampanye edukasi yang efektif untuk menyebarluaskan informasi akurat mengenai epilepsi, termasuk penyebab, gejala, dan cara penanganannya. Selain itu, penting untuk membentuk kelompok dukungan yang menyediakan ruang bagi penderita dan keluarga mereka untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan emosional. Pelatihan untuk tenaga kesehatan, pendidik, dan anggota komunitas juga krusial untuk memastikan mereka dapat memberikan dukungan yang tepat dan membangun lingkungan yang inklusif. Dengan memanfaatkan media untuk menyebarluaskan informasi dan cerita inspiratif, serta mendorong advokasi kebijakan yang melindungi hak-hak penderita, kita dapat mengubah persepsi negatif, mengurangi diskriminasi, dan meningkatkan kualitas hidup penderita epilepsi. Upaya bersama ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang lebih memahami dan mendukung penderita epilepsi secara positif.
Ketoasidosis Diabetikum Ariadi, Ade; Mustiadji, Adji; Alimurdianis
Scientific Journal Vol. 3 No. 6 (2024): SCIENA Volume III No 6, November 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v3i6.174

Abstract

Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan kegawatdaruratan pada diabetes melitus (DM) yang didefinisikan sebagai trias hiperglikemia, ketonemia, dan asidosis. Ketoasidosis diabetik menyebabkan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi meskipun terapi diabetes telah berkembang. Aspek krusial dari tata laksana KAD meliputi pemberian cairan dan elektrolit, terutama kalium, dalam jumlah adekuat, dan pemberian insulin secara kontinu. Status hidrasi penderita dengan KAD dan gagal jantung dapat dinilai dengan pemeriksaan fisik, seperti kesadaran, tandatanda vital, capillary refill time, turgor kulit, tekanan vena jugularis, dan tanda-tanda edema paru. Metode invasif dan non-invasif dapat pula menilai kecukupan cairan pada rehidrasi penderita dengan KAD dan gagal jantung. Metode invasif meliputi tekanan vena sentral dan tekanan arteri pulmonal, sementara metode non-invasif meliputi ekokardiografi, bioimpedance vector analysis (BIVA), dan brain natriuretic peptide (BNP). Dengan penilaian status hemodinamik yang tepat di unit perawatan intensif, pasien gagal jantung yang mengalami KAD dapat diberikan cairan dalam jumlah adekuat sehingga terhindar dari dehidrasi ataupun overhidrasi.
Pemberian Informasi & Edukasi “ Dukungan Psikososial bagi Penderita Kanker dan Keluarga” Dewi, Sulistiana; Ariadi, Ade; Mustiadji, Adji; Hondrizal
Abdika Sciena Vol 2 No 2 (2024): JURABDIKES Volume 2 No 2, Desember 2024
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/jurabdikes.v2i2.183

Abstract

Kanker tidak hanya memengaruhi kondisi fisik pasien, tetapi juga memiliki dampak psikologis dan sosial yang signifikan bagi pasien dan keluarga mereka. Stres, kecemasan, dan depresi sering dialami oleh penderita kanker akibat proses pengobatan yang panjang dan ketidakpastian mengenai kesembuhan. Oleh karena itu, dukungan psikososial memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka saat menghadapi tantangan penyakit ini.Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai pentingnya dukungan psikososial bagi penderita kanker dan keluarga, serta mengevaluasi dampaknya terhadap pemahaman dan kesiapan mereka dalam menghadapi tantangan emosional dan sosial. Metode yang digunakan meliputi seminar, diskusi kelompok, serta penyebaran materi edukasi melalui media cetak dan digital. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan tingkat pemahaman peserta sebelum dan sesudah intervensi edukasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa edukasi mengenai dukungan psikososial secara signifikan meningkatkan kesadaran peserta terhadap pentingnya kesejahteraan mental dan emosional dalam perawatan kanker. Selain itu, banyak peserta yang memperoleh pemahaman lebih baik mengenai strategi koping serta peran penting keluarga dan komunitas dalam mendukung pasien kanker. Dengan demikian, pemberian informasi dan edukasi mengenai dukungan psikososial dapat menjadi strategi efektif dalam membantu pasien kanker dan keluarga mereka menghadapi tantangan emosional dengan lebih baik.