Cyberspace menjadi tempat pelampiasan dan penghakiman masyarakat terhadap suatu objek. Keterbukaan ruang dan perkembangan teknologi telah mengalihkan aktivitas manusia dari ‘dunia nyata’ ke ‘dunia maya’, dan realitas sosial-budaya seakan menjadi kabur oleh batas diantara keduanya. Dengan keterbukaan ruang tersebut, memunculkan bentuk perubahan interaksi antar individu di dalam masyarakat. Pada umumnya, mereka saling berinteraksi tanpa harus saling mengenal, mengetahui identitas, maupun saling bertemu. Bentuk interaksi yang mereka lakukan yakni saling memberikan like maupun komentar terkait apa  saja yang dilakukan oleh seseorang, apa yang mereka lihat dan mereka rasakan dalam sebuah postingan melalui sebuah media. Media sosial saat ini tidak hanya menjadi hiburan di dunia maya, tetapi bertransformasi dalam berbagai wujud protes, kritik, dan kekecewaan terhadap realitas dunia nyata. Melalui tulisan ini, peneliti mencoba menghubungkan keterbukaan ruang tersebut dengan perilaku publik yang menilai setiap sisi kehidupan orang lain di media sosial yang peneliti sebut dengan istilah judgemental society. Penelitian ini berfokus pada tindakan masyarakat maya di media sosial Instagram dalam menanggapi dan berkomentar terkait berbagai isu. Dalam penelitian ini menjelaskan tentang (1) bagaimana masyarakat berpotensi sebagai pelaku sekaligus korban judgmental society. (2) bagaimana sisi toxic dan dampak sosial media. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi virtual untuk menggambarkan prilaku dan interaksi subjek di ruang virtual
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024