Abstrak Penyandang disabilitas menghadapi keterbatasan akses dalam kewirausahaan, sehingga membutuhkan pendampingan khusus untuk meningkatkan kemandirian ekonomi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Yayasan Sharing Disability Indonesia (YSDI) Palembang dengan tujuan meningkatkan kemandirian ekonomi penyandang disabilitas melalui pendampingan penyusunan rencana bisnis. Kegiatan yang dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif melalui konsultasi bisnis. Metode pelatihan menggunakan kombinasi ceramah, diskusi dengan Narasumber, serta praktik penyusunan rencana usaha sederhana, yang meliputi pre-test, workshop, pendampingan pengisian formulir rencana bisnis, post-test, dan analisis hasil. Sebanyak 24 peserta yang tergabung dalam kelompok disabilitas mengikuti program ini. Hasil pre-test menunjukkan rata-rata pemahaman peserta sebesar 66,67%, dengan kekuatan pada aspek rencana bisnis, analisis pelanggan, dan proses produksi. Setelah pelatihan, rata-rata pemahaman meningkat menjadi 94,6%, dengan beberapa indikator mencapai 100% seperti pemahaman manfaat rencana bisnis, pemasaran, dan proses produksi. Peningkatan signifikan terjadi pada aspek analisis pesaing, pemasaran, dan harga pokok produksi. Kegiatan ini membuktikan bahwa pelatihan dan pendampingan terstruktur mampu memperkuat kapasitas wirausaha penyandang disabilitas, mendukung prinsip kewirausahaan inklusif, dan selaras dengan tujuan SDGs dengan pendampingan yang menghasilkan pemahaman peserta tentang perencanaan bisnis, analisis pasar, serta strategi pemasaran. Sebagian besar peserta mampu menyusun rencana bisnis sesuai minat dan potensi usahanya. Program pendampingan ini efektif dalam mendorong kemandirian ekonomi penyandang disabilitas. Kata kunci: pendampingan; rencana bisnis; penyandang disabilitas. Abstract People with disabilities face limited access to entrepreneurship, so they need special assistance to improve their economic independence. This community service activity was carried out at the Sharing Disability Indonesia Foundation (YSDI) in Palembang with the aim of improving the economic independence of people with disabilities through assistance in preparing business plans. The activity was conducted using a participatory approach through business consultations. The training method combined lectures, discussions with experts, and practical exercises in developing simple business plans, including pre-tests, workshops, guidance in filling out business plan forms, post-tests, and analysis of results. A total of 24 participants from the disability group participated in the program. The pre-test results showed an average understanding of 66.67% among participants, with strengths in business plan aspects, customer analysis, and production processes. After the training, the average understanding increased to 94.6%, with some indicators reaching 100%, such as understanding the benefits of business plans, marketing, and production processes. Significant improvements were observed in competitor analysis, marketing, and production cost analysis. This activity demonstrates that structured training and mentoring can strengthen the entrepreneurial capacity of people with disabilities, support the principles of inclusive entrepreneurship, and align with SDG objectives through mentoring that enhances participants' understanding of business planning, market analysis, and marketing strategies. Most participants were able to develop business plans aligned with their interests and business potential. This mentoring program is effective in promoting economic independence for people with disabilities. Keywords: mentoring; business plan; people with disabilities.