Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga juga merupakan sebuah kelompok yang terbentuk dari hubungan (konsepsi) laki-laki dan wanita yang telah diikat dalam suatu perkawinan, berlangsung lama untuk menciptakan serta membesarkan anak atau keturunan dalam sebuah keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu dan kehadiran anak-anak. Berbeda dengan keluarga yang mengalami perceraian atau broken home sehingga membuat anak hanya berada dalam pengasuhan salah satu dari orangtua saja dan membuat pemenuhan peran orangtua yang tidak dapat berjalan semestinya dalam mengasuh dan mendidik anak. hal ini bisa berpengaruh terhadap karakter anak. Karakter sangat erat berkaitan dengan emosi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perkembangan emosional seorang anak dari keluarga broken home. Subyek penelitian ini adalah seorang anak lelaki yang berusia 7 Tahun yang berasal dari keluarga broken home. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan beberapa informan yaitu guru wali kelas, ibu (orangtua) dan anak yang bersangkutan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua (ibu/ayah) dan keluarga lain (kakek, nenek, bibi, paman) juga guru berperan dalam kehidupan sehari-hari anak. Hasil penelitian ini dapat mengemas dan merepresentasikan kontribusi orang tua dan guru dalam membangun emosional anak yang broken home.
Copyrights © 2024