Latar Belakang : Kontrasepsi hormonal jenis KB suntik di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, dan hampir 63% akseptor KB menggunakan kontrasepsi hormonal karena pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman. KB suntik memiliki risiko efek samping yang sering dialami seperti gangguan haid, perubahan berat badan. Peningkatan berat badan adalah hal yang paling sering dikeluhkan oleh aseptor kontrasepsi suntik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik tiga bulan di Poskesdes Kelompu.Metode Penelitian : Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Besar sampel yaitu sebanyak 75 responden. Analisis data univariat dengan tabel distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan chi square.Hasil : Ada pengaruh yang signifikan antara umur dengan kenaikan berat pada pada akseptor KB. Hasil keeratan menujukkan nilai OR = 4,136 (95% CI : (1,418 - 12,063) artinya pada responden yang berusia 20-35 tahun memiliki resiko lebih besar 4,136 kali mengalami kenaikan berat badan di bandingkan pada responden yang berusia <20 tahun dan > 35 tahun. Ada pengaruh yang signifikan antara lama pemakaian alat kontrasepsi dengan kenaikan berat badan pada akseptor KB. Hasil keeratan menujukkan nilai OR = 4,364 (95% CI : (1,592 -11,957), artinya pada responden yang lama pemakaian kontrasepsi > 12 bulan memiliki resiko lebih besar 4,364 kali mengalami kenaikan berat badan di bandingkan pada responden yang lama pemakaian kontrasepsi < 12 bulanSimpulan : Faktor yang paling mempengaruhi kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik 3 bulan di Poskesdes Kelompu yaitu faktor lama pemakaian dengan nilai OR = 4,364
Copyrights © 2024