Dewasa ini, masalah kesehatan reproduksi pada remaja belum tertangani sepenuhnya. Hal ini terlihat dengan masih tingginya perkawinan usia dini, yaitu sebesar 46,7% (Riskesdas, 2010) dan masih tingginya kelahiran pada usia remaja (ASFR), yaitu sebesar 48 per 1000 wanita (SDKI, 2012). Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi juga masih rendah dan kejadian kehamilan pada usia remaja masih tinggi yakni 16,7%. Metode pengabdian dengan penyuluhan, kepada para remaja dan kader serta membentuk Remaja Siaga. Sasaran pengabdian adalah kader kesehatan dan remaja. Wilayah yang digunakan untuk pengabdian adalah kelurahan Bandarharjo Kota Semarang yang berjarak kira-kira 15 KM dari Poltekkes Kemenkes Semarang. Pengabdian Masyarakat ini diikuti oleh 40 remaja yang masih berstatus pelajar Sekolah Menengah Atas / Kejuruan dengan proporsi 20 remaja perempuan dan 20 remaja laki – laki. Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah terbentuknya remaja siaga cegah pernikahan dini. Remaja ini nantinya akan menjadi kader bagi teman sebaya di lingkungan Kelurahan Bandarharjo untuk terus memberikan kaderisasi tentang bahaya pernikahan dini dalam rangka mencegah stunting. Luaran dari pengabdian masyarakat ini adalah leaflet dan booklet yang digunakan untuk memberikan informasi seputar pernikahan dini dan kaitannya dengan stunting.
Copyrights © 2024