Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RUANG MAWAR PENDAHULUAN Latar Belakang 142 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. SOEWONDO KENDAL Widiastuti, Yuni Puji; Rejeki, Sri; Khamidah, Nur
Jurnal Keperawatan Maternitas Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Maternitas
Publisher : Jurnal Keperawatan Maternitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Inisiasi menyusu dini (IMD) menjadi salah satu program pemerintah diIndonesia, tetapi khususnya Kabupaten Kendal praktik menyusu dini belum banyak dilakukan. Umumnya, setelah lahir, bayi dibersihkan dan dipisahkan dari ibu. Padahal keberhasilan inisiasi menyusu dini berpengaruh pada pemberian ASI eksklusif lebih lama. Hasil penelitian SDKI 2003 dan Health System Program (HSP) 2006 menunjukkan bahwa 27-74 % bayi menyusu dalam 1 hari setelah kelahiran.Hal ini sangat bertentangan dengan rekomendasi Inisiasi Menyusu Dini. Di masyarakat juga masih banyak terminologi yang berbeda untuk ASI eksklusif (Kroenger & Smitt, 2004). Faktanya di Indonesia hanya 4% bayi yang disusui ibunya dalam waktu satu jam pertama setelah dilahirkan (Tjahjo, 2008). Berdasarkan data di Departemen Kesehatan, dalam tahun 2006 tercatat 149 rumah sakit (RS) melaksanakan program rumah sakit sayang ibu bayi (RSSIB).Program ini mencakup pelayanan asuhan antenatal (pra melahirkan), pertolongan persalinan sesuai standar, pelayanan nifas (pasca melahirkan), rawat gabung ibu dan bayi, pemberian ASI eksklusif, pelayanan KB, dan imunisasi. Sampai Juli 2007 baru 19 RS melaksanakan kebijakan program inisiasi menyusu dini. Depkes juga telah mengirim surat edaran agar seluruh RS melaksanakan program inisiasi menyusudini (IMD, 2009).Namun sampai saat ini masih banyak dijumpai rumah sakit dan klinik bersalin yang belum melaksanakan proses IMD dengan alasan bervariasi. Dari data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.H. Soewondo Kendal, jumlah bayi yang dilahirkan dari bulan Juli sampai dengan September 2011 sebanyak 456 orang, bidan yang melakukan IMD pada bayi yang baru lahir sebanyak 30% dari persalinan yangditolong oleh bidan. Padahal bidan yang bertugas di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal sudah mengikuti pelatihan baik itu pelatihan asuhan persalinan normal (APN), inisiasi menyusu dini (IMD), dan konselorair susu ibu (ASI). Namun pada kenyataannya masih ada ibu-ibu yangmempunyai bayi pada saat melahirkan tidak dilakukan IMD. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini yang rendah karena dipengaruhi oleh faktor pendidikan ibu yang rendah, tidak ada dorongan atau motivasi untuk mengetahui perkembangan zaman, kurangnya ketersediaan informasi maupun fasilitas kesehatan, kurangnya dukungan dari orang terdekat, dukungandari tenaga kesehatan, kebudayaan, dan belum adanya promosi Insiasi Menyusui Dini (Rosita, 2008).
STATUS PSIKOLOGIS IBU DENGAN PERSALINAN PREMATUR Istioningsih, Istioningsih; Wariska, Linda; Wariska, Linda; Widiastuti, Yuni Puji
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 6, No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.338 KB)

Abstract

Persalinan prematur merupakan kondisi janin lahir sebelum genap 37 minggu, dan pada janin yang lahir kurang dari 32 minggu beresiko mengalami kematian 70 kali lebih besar akibat imaturitas organ tubuh janin, berdasarkan hal tersebut prematuritas merupakan kondisi penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada neonatus. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran status psikologis responden pada persalinan prematur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 54 responden dengan purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan: usia terendah responden adalah 14 tahun dan usia tertinggi adalah 48 tahun rerata usia responden adalah 26 tahun. Sebagian besar responden merupakan pada kategori usia yang aman sebesar 57,4%. Sebagian besar respondenmengalami stress sejumlah 83,3% baik itu stress ringan, sedang maupun parah. Sebesar 81,5% responden mengalami anxiety dari ringan sampai sangat parah. Status psikologis depresi pasien sebagian besar sebanyak 79,6% adalah normal dan ada sejumlah 20,4% mengalami depresi. Tenaga kesehatan disarankan melakukan upaya promotif dan preventif dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan, mempersiapkan pendidikan psikologis ibu hamil untuk mencegah persalinan prematur. Ibu hamil juga disarankan untuk mempersiapkan kondisi fisik dan psikologis sebelum kehamilan. Kata kunci: Persalinan Prematur, Psikologis THE PSYCHOLOGICAL STATUS OF MOTHER WITH PREMATURE LABOR ABSTRACTPremature labor is a condition of the fetus born before even 37 weeks, and in fetuses born less than 32 weeks the risk of death is 70 times greater due to immaturity of fetal organs, based on this prematurity is the main cause of mortality and morbidity in neonates. The purpose of this study is to describe the psychological status of respondents in preterm labor. This research is a descriptive study with a cross sectional approach. The number of samples was 54 respondents with purposive sampling. The results were obtained: the lowest age of respondents was 14 years and the highest age was 48 years the average age of respondents was 26 years. Most of the respondents were in the safe age category of 57.4%. Most of the respondents experienced 83.3% stress, both mild, moderate and severe stress. 81.5% of respondents experienced anxiety from mild to very severe. The psychological status of depressed patients is mostly 79.6% is normal and there are a number of 20.4% experiencing depression. Health workers are advised to carry out promotive and preventive efforts in the form of providing health education, preparing psychological education for pregnant women to prevent premature labor. Pregnant women are also advised to prepare physical and psychological conditions before pregnancy. Keywords: Premature labor, psychology
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU KONSUMSI MINUMAN ALKOHOL PADA REMAJA LAKI-LAKI Solina, Solina; Arisdiani, Triana; Widiastuti, Yuni Puji
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 6, No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.132 KB)

Abstract

Perilaku konsumsi minuman alkohol merupakan permasalahan yang cukup berkembang dan meningkat dari tahun ketahun.Perilaku konsumsi alkohol di Desa Gringsing cukup sering ditemukan.Orang tua merupakan lingkungan pertama yang berhubungan dengan remaja.Peran orang tua diharapkan dapat mencegah perilaku konsumsi minuman alkohol pada remaja laki-laki.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan peran orang tua dengan perilaku konsumsi minuman alkohol pada remaja laki-laki di Desa Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif, Metode penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 150 responden dengan teknik pengambilan purposive sampling.Alat ukur berupa kuesioner sebanyak 20 pertanyaan untuk variabel peran orang tua dan 10 pertanyaan perilaku konsumsi minuman beralkohol.Analisa data menggunakan univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peran orang tua cukup sebanyak sebanyak 95 responden (63,3%). Perilaku konsumsi minuman alkohol sebagian besar peminum berbahaya dan tidak ada hubungan peran orang tua dengan perilaku konsumsi minuman alkohol pada remaja laki-laki.Diharapkanorang tua harus memotivasi remaja untuk tidak mengkonsumsi minum-minuman keras, memberikan pengetahuan tentang bahaya minuman keras kepada remaja bertindak tegas untuk melarang anaknya minum-minuman keras dan tidak memberikan fasilitas kepada anak untuk minum-minuman keras. Kata kunci:Peran orangtua, perilaku, minuman beralkohol  THE RELATION BETWEEN THE PARENTS’ ROLE AND THE MALE ADOLESCENTS’ ALCOHOL CONSUMPTION BEHAVIOR ABSTRACTAlcohol Consumption behavior is problematic and increasing from year to year. Such behavior is frequently found in Gringsing Village. It is parents who are considered as the first environment in connection with adolescents. Parents are expected to play an important role in preventing the male adolescents’ alcohol consumption behavior. The research aims to see the relation between the parents’ role and the male adolescents’ alcohol consumption behavior in Gringsing Village, Gringsing Subdistrict, Batang Regency. The research design was quantitative and used a descriptive correlational method with cross-sectional approach. 150 respondents participated in this research and were taken by a purposive sampling technique. The instrument of this research was closed questionnaire, which consist of 20 questions dealing with the variable of the parents’ role and 10 questions about alcohol consumption behavior.  The result of the research show that 95 respondents (63.3%) agreed with the parents’ important role and it is the male adolescents who mostly consumed alcohol and the result also shows that there was no correlation between the parents’ role and alcohol consumption behavior. Parents are expected to be able to motivate the male adolescents not to consume alcohol, inform them the danger of alcohol consumption, strictlyforbid them from drinking alcohol, and not to facilitate their alcohol consumption.  Keywords: parents’ roles, behavior, alcohol drink
HUBUNGAN ANTARA STRES EMOSI DENGAN KUALITAS TIDUR LANSIA Dahroni, Dahroni; Arisdiani, Triana; Widiastuti, Yuni Puji
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 5, No 2 (2017): November 2017
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.79 KB)

Abstract

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun dan megalami beberapa perubahan fungsi fisiologis yang akan berdampak pada kondisi fisik maupun psikologis diantara stres emosi. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres emosi dengan kualitas tidur pada lansia di Balai pelayanan sosial lansia. Metode : Penelitian ini merupakan study deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 74 orang. Hasil : ada hubungan yang signifikan antara stres emosi dengan kualitas tidur lansia dengan nilai p value 0,003 (P<0,05). Diskusi : Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian yang serupa, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lanjut usia. Kata Kunci: Stres emosi, kualitas tidur, lansia RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL STRESS AND SLEEP QUALITY ABSTRACTAdvanced age is someone who has reached the age of more than 60 years and has several changes in physiological functions that will have an impact on the physical and psychological conditions between emotional stress. This research aims to determine the relationship between emotional stress and sleep quality in the elderly in the elderly social service center. This research is a descriptive correlation study with a cross sectional approach. The number of samples is 74 people. The result of the research was significant correlation between emotional stress and elderly sleep quality with a p value of 0.003 (P <0.05) The research is expected to be able to develop similar research so that it can improve the quality of life of elderly. Keywords: Emotional stress, sleep quality, elderly
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG KONTRASEPSI HORMONAL DAN NON HORMONAL Rofikoh, Rofikoh; Widiastuti, Yuni Puji; Istioningsih, Istioningsih
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 3 (2019): Juli
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.323 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.3.2019.197-206

Abstract

Kontrasepsi merupakan metode untuk mencegah terjadinya kehamilan. Jenis kontrasepsi dibedakan menjadi 2 yaitu hormonal dan non hormonal. Penggunaan kontrasepsi non hormonal di desa Simpar lebih sedikit dibandingkan hormonal. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa pasangan usia subur belum memahami tentang kontrasepsi hormonal&nbsp; dan non hormonal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran&nbsp; tingkat&nbsp; pengetahuan&nbsp; pasangan&nbsp; usia subur tentang kontrasepsi&nbsp; hormonal&nbsp; dan&nbsp; non hormonal. Penelitian ini menggunakan metode deskritif dengan pendekatan survey yang dilakukan pada 234 responden. Alat pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling. Pasangan usia subur sebagian besar memiliki pengetahuan baik tentang kontrasepsi hormonal sebanyak 61,1% dan non hormonal sebanyak 58,1%. Pengguna kontrasepsi hormonal memiliki pengetahuan tentang kontrasepsi hormonal dan non hormonal lebih baik dibandingkan pengguna kontrasepsi non hormonal. &nbsp; Kata kunci: pengetahuan, kontrasepsi hormonal, kontrasepsi non hormonal &nbsp; DETERMINE THE LEVEL OF KNOWLEDGE OF COUPLES OF CHILDBEARING AGE ABOUT HORMONAL AND NON-HORMONAL CONTRACEPTION &nbsp; ABSTRACT Contraception is a method to prevent pregnancy. Types of contraception are divided into 2, namely hormonal and non-hormonal. The use of non-hormonal contraception in Simpar village is less than hormonal. Based on the results of the interviews, it was found that couples of childbearing age did not understand about hormonal and non-hormonal contraception. The purpose of this study was to determine the level of knowledge of couples of childbearing age about hormonal and non-hormonal contraception. This study uses a descriptive method with a survey approach carried out on 234 respondents. Data collection tools using questionnaire sheets. The sampling technique uses proportional random sampling. Most fertile couples have good knowledge about hormonal contraception as much as 61.1% and non-hormonal as much as 58.1%. Hormonal contraceptive users have better knowledge about hormonal and non-hormonal contraception than non-hormonal contraceptive users. &nbsp; Keywords: knowledge, hormonal contraception, non-hormonal contraception
SELF-CARE MANAJEMEN GLUKOSA DAN PENGENDALIAN DIET SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN KADAR GLUKOSA DARAH PENYANDANG DIABETES MELLITUS Asyrofi, Ahmad; Arisdiani, Triana; Widiastuti, Yuni Puji
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 14, No 3 (2018): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v14i3.349

Abstract

The phenomenon of the number of people with diabetes mellitus (DM) in theworld today is increasing along with socio-cultural changes, and the largenumber of people with DM who are undiagnosed becomes increasinglypotential to cause further complications. Self-care glucose management anddietary control are part of the pillars in DM care. The aim of the study was todetermine differences in blood glucose management and dietary controlbetween uncontrolled glycemic (HbA1c > 7%) and controlled glycemic(HbA1c ≤ 7%). The study uses a case control design. The sample of this studywas DM patients with adult and elderly age of 104 samples including: 52uncontrolled glycemic groups and 52 controlled glycemic groups, withconvinience techniques. The research tool uses Diabetes Self-ManagementQuestionnaire (DSMQ) subscale glucose management and dietary control.Data analysis using Mann-Whitney U Test. The results showed significantdifferences in glucose management (p = 0.034) and dietary control (p = 0.001)between uncontrolled glycemic groups and controlled glycemic groups.Recommended for people with diabetes mellitus to improve glucosemanagement self-care activities and dietary control to control glycemic(HbA1c ≤ 7). Subsequent research needs to look for factors that predict glucosemanagement and dietary control for people with diabetes.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKUIBU DALAM PEMBERIAN MP–ASI DINI DI DESA JUNGSEMI KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL Eka Lestari; Yuni Puji Widiastuti; Kunsianah -; Nurul Qomariyah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.912 KB)

Abstract

Untuk membentuk individu yang berkualitas dapat dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian ASI sejak usia dini terutama pemberian ASI eksklusif kepada bayinya. Namun masih banyak ibu-ibu yang memberikan MP ASI dini kepada bayinya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI dini.Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan rancangan Crosectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 6 bulan. Sampel sebanyak 43 responden sesuai dengan Kriteria inklusi dan eksklusi.Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner.Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat, analisa bivariat melalui chisquare. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil 13(30,2%) responden mempunyai pengetahuanbaik, sedangkan 23(53,5%) mayoritas berpendidikan dasar, status pekerjaan responden mayoritas ibu rumah tangga 19(44,2%), responden yang mengikuti tradisi 24(55,8%)dan umur responden <20 tahun sebanyak 23(53,5%) dini. Dari hasil uji statistik terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, tradisi, dan dukungan keluarga. Sedangkan pendidikan tidak berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI dini.Dari hasil penelitian ini di sarankan adanyapenyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya ketepatan pemberian MP-ASI sehingga perilaku masyarakat menjadi lebih baik.Kata kunci : perilaku ibu,MP-ASI
PENGALAMAN IBU HAMIL DENGAN HIV Putri Septiani; Yuni Puji Widiastuti; Istioningsih Istioningsih
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 7 No 1 (2019): April 2019
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.317 KB)

Abstract

Kehamilan dengan HIV positif berdampak pada kondisi ibu saat menjalani kehamilan baik dari sisi fisik dan psikologisnya. Selain itu, respon lingkungan sosial juga sangat berpengaruh pada kualitas hidup penderita HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman ibu hamil dengan HIV. Desain dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan teknik indepth interview dan dokumentasi terhadap 2 orang informan. Penelitian ini telah didapatkan 7 tema, yaitu: 1). Penyebab tertular HIV, 2). Pengetahuan tentang HIV, 3). Perilaku dalam pengobatan, 4). Dampak psikologis yang dirasakan, 5). Interaksi sosial, 6). Support sosial, dan 7). Konsep diri: harapan kedepan. Masyarakat memberikan dukungan dan tidak mendiskriminsai serta tidak memberikan stigma negatif kepada penderita HIV. Tenaga kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dengan tidak membedakan, serta memberikan pendidikan kesehatan mengenai HIV kepada masyarakat. Kata kunci : kehamilan dengan HIV, pengalaman ABSTRACT HIV positive pregnancy affects the condition of the mother while undergoing pregnancy both in terms of physical and psychological.In addition, the response of the social environment is also very influential for life quality of people with HIV. Aim of this study is to know the experience of pregnant mother with HIV. Qualitative with phenomenology approach,the technique used in data collection is to use in-depth interview techniques and documentation of 2 informants. The result of this research is found 7 themes, namely: 1). The cause of contracting HIV, 2). Knowing about HIV, 3). Medical treatment behavior 4). Perceived psychological impact, 5). Social interaction, 6). Social support, dan 7). Self concept: further hopes. The community provides support and not discriminating or stigmatize negatively to HIV sufferers. Health workers provide health services by not differentiating, as well as providing health education about HIV to the community. Keywords: pregnancy with HIV, experience
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RUANG MAWAR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. SOEWONDO KENDAL Yuni Puji Widiastuti; Sri Rejeki; Nur Khamidah
Jurnal Keperawatan Maternitas Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Maternitas
Publisher : Jurnal Keperawatan Maternitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Inisiasi menyusu dini (IMD) menjadi salah satu program pemerintah diIndonesia, tetapi khususnya Kabupaten Kendal praktik menyusu dini belum banyak dilakukan. Umumnya, setelah lahir, bayi dibersihkan dan dipisahkan dari ibu. Padahal keberhasilan inisiasi menyusu dini berpengaruh pada pemberian ASI eksklusif lebih lama. Hasil penelitian SDKI 2003 dan Health System Program (HSP) 2006 menunjukkan bahwa 27-74 % bayi menyusu dalam 1 hari setelah kelahiran.Hal ini sangat bertentangan dengan rekomendasi Inisiasi Menyusu Dini. Di masyarakat juga masih banyak terminologi yang berbeda untuk ASI eksklusif (Kroenger & Smitt, 2004). Faktanya di Indonesia hanya 4% bayi yang disusui ibunya dalam waktu satu jam pertama setelah dilahirkan (Tjahjo, 2008). Berdasarkan data di Departemen Kesehatan, dalam tahun 2006 tercatat 149 rumah sakit (RS) melaksanakan program rumah sakit sayang ibu bayi (RSSIB).Program ini mencakup pelayanan asuhan antenatal (pra melahirkan), pertolongan persalinan sesuai standar, pelayanan nifas (pasca melahirkan), rawat gabung ibu dan bayi, pemberian ASI eksklusif, pelayanan KB, dan imunisasi. Sampai Juli 2007 baru 19 RS melaksanakan kebijakan program inisiasi menyusu dini. Depkes juga telah mengirim surat edaran agar seluruh RS melaksanakan program inisiasi menyusudini (IMD, 2009).Namun sampai saat ini masih banyak dijumpai rumah sakit dan klinik bersalin yang belum melaksanakan proses IMD dengan alasan bervariasi. Dari data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.H. Soewondo Kendal, jumlah bayi yang dilahirkan dari bulan Juli sampai dengan September 2011 sebanyak 456 orang, bidan yang melakukan IMD pada bayi yang baru lahir sebanyak 30% dari persalinan yangditolong oleh bidan. Padahal bidan yang bertugas di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal sudah mengikuti pelatihan baik itu pelatihan asuhan persalinan normal (APN), inisiasi menyusu dini (IMD), dan konselorair susu ibu (ASI). Namun pada kenyataannya masih ada ibu-ibu yangmempunyai bayi pada saat melahirkan tidak dilakukan IMD. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini yang rendah karena dipengaruhi oleh faktor pendidikan ibu yang rendah, tidak ada dorongan atau motivasi untuk mengetahui perkembangan zaman, kurangnya ketersediaan informasi maupun fasilitas kesehatan, kurangnya dukungan dari orang terdekat, dukungandari tenaga kesehatan, kebudayaan, dan belum adanya promosi Insiasi Menyusui Dini (Rosita, 2008).
STATUS PSIKOLOGIS IBU DENGAN PERSALINAN PREMATUR Istioningsih Istioningsih; Linda Wariska; Yuni Puji Widiastuti
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 6, No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.338 KB) | DOI: 10.26714/jkj.6.1.2018.13-18

Abstract

Persalinan prematur merupakan kondisi janin lahir sebelum genap 37 minggu, dan pada janin yang lahir kurang dari 32 minggu beresiko mengalami kematian 70 kali lebih besar akibat imaturitas organ tubuh janin, berdasarkan hal tersebut prematuritas merupakan kondisi penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada neonatus. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran status psikologis responden pada persalinan prematur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 54 responden dengan purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan: usia terendah responden adalah 14 tahun dan usia tertinggi adalah 48 tahun rerata usia responden adalah 26 tahun. Sebagian besar responden merupakan pada kategori usia yang aman sebesar 57,4%. Sebagian besar respondenmengalami stress sejumlah 83,3% baik itu stress ringan, sedang maupun parah. Sebesar 81,5% responden mengalami anxiety dari ringan sampai sangat parah. Status psikologis depresi pasien sebagian besar sebanyak 79,6% adalah normal dan ada sejumlah 20,4% mengalami depresi. Tenaga kesehatan disarankan melakukan upaya promotif dan preventif dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan, mempersiapkan pendidikan psikologis ibu hamil untuk mencegah persalinan prematur. Ibu hamil juga disarankan untuk mempersiapkan kondisi fisik dan psikologis sebelum kehamilan. Kata kunci: Persalinan Prematur, Psikologis THE PSYCHOLOGICAL STATUS OF MOTHER WITH PREMATURE LABOR ABSTRACTPremature labor is a condition of the fetus born before even 37 weeks, and in fetuses born less than 32 weeks the risk of death is 70 times greater due to immaturity of fetal organs, based on this prematurity is the main cause of mortality and morbidity in neonates. The purpose of this study is to describe the psychological status of respondents in preterm labor. This research is a descriptive study with a cross sectional approach. The number of samples was 54 respondents with purposive sampling. The results were obtained: the lowest age of respondents was 14 years and the highest age was 48 years the average age of respondents was 26 years. Most of the respondents were in the safe age category of 57.4%. Most of the respondents experienced 83.3% stress, both mild, moderate and severe stress. 81.5% of respondents experienced anxiety from mild to very severe. The psychological status of depressed patients is mostly 79.6% is normal and there are a number of 20.4% experiencing depression. Health workers are advised to carry out promotive and preventive efforts in the form of providing health education, preparing psychological education for pregnant women to prevent premature labor. Pregnant women are also advised to prepare physical and psychological conditions before pregnancy. Keywords: Premature labor, psychology