Bencana kekeringan memiliki dampak yang sangat besar terhadap sektor pertanian dan perekonomian, sehingga pemantauan kekeringan perlu dilakukan secara berkala. Pemantauan kekeringan berbasis indeks vegetasi dari data satelit semakin berkembang dan perlu dikaji lebih lanjut khususnya untuk wilayah Indonesia. Pada tahun 2015 terjadi fenomena El Niño yang menyebabkan kondisi kekeringan ekstrim khususnya di wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi untuk menjadi bahan kajian dalam pemantauan kekeringan menggunakan data penginderaan jauh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pengkelasan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) dalam menggambarkan kondisi kekeringan, serta untuk menganalisis keterkaitan waktu terjadinya kekeringan meteorolgis dengan kekeringan pertanian. Pemantauan kondisi kekeringan dilakukan menggunakan indikator TKV. Variabilitas TKV diperoleh dari pengkelasan indeks vegetasi yaitu Enhanced Vegetation Index (EVI) dari data MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer), yang dianalisis mewakili kondisi kekeringan ekstrim yaitu pada saat El Niño tahun 2015 di Pulau Jawa dan dibandingkan dengan kondisi TKV 2019 yang mewakilli kondisi netral. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa TKV dapat digunakan untuk pemantauan kondisi kekeringan di suatu wilayah, dimana saat musim kemarau di kedua waktu tersebut sama-sama menunjukkan kondisi kering, namun pada tahun 2015 saat iklim ekstrim TKV menunjukkan tingkat kehijauan vegetasi yang rendah hingga sangat rendah di sebagian besar Pulau Jawa. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa rendahnya tingkat kehijauan vegetasi dapat mengindikasikan terjadinya kekeringan pertanian, dimana terdapat jeda waktu sekitar 2 bulan, dampak dari kekeringan meteorologi terhadap menurunnya kondisi tutupan vegetasi secara alami.
Copyrights © 2022