Daerah Bengkulu merupakan daerah yang rawan gempa bumi. Gempa bumi besar terakhir terjadi di daerah ini pada 12 September 2007 (Mw 8.4), setelah sebelumnya juga terjadi pada 4 Juni 2000 (Mw 7.9). Mengingat fenomena ini sering berulang, maka pengamatan terhadap proses siklus gempa bumi sangat penting untuk dilakukan. Siklus ini meliputi fase interseismic, preseismic, coseismic, postseismic dan kembali ke fase interseismic. Penelitian bertujuan untuk menentukan segmentasi deformasi postseismic dan interseismic di daerah Bengkulu dengan memanfaatkan teknologi Global Positioning System (GPS). Data GPS tahun 2007-2016 dari stasiun GPS KRUI, MNNA, SLMA, CBKL, UNBE, LAIS, dan MKMK diolah dengan menggunakan perangkat GAMIT/GLOBK. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa deformasi postseismic terjadi pada stasiun MKMK dan LAIS. Sebaliknya deformasi interseismic terjadi pada stasiun CBKL, UNBE, SLMA, MNNA dan KRUI. Selanjutnya, stasiun LAIS mengalami deformasi postseismic yang paling besar setelah gempa bumi 12 September 2007 (Mw 8.4) yaitu 21.3 cm menuju arah barat daya. Sebaliknya, stasiun MNNA mengalami deformasi interseismic yang paling besar yaitu 13.5 cm menuju arah timur laut. Dari penelitian ini ditemukan bahwa daerah segmentasi postseismic dan interseismic berada diantara daerah Lais dan daerah Kota Bengkulu. Penelitan secara kontinu diperlukan untuk memahami fase siklus gempa bumi yang lebih baik untuk keperluan mitigasi bencana gempa bumi di daerah Bengkulu.
Copyrights © 2024