Pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk menggali kompleksitas pengelolaan rantai pasok khususnya berfokus pada literasi masyarakat nelayan tangkap/petani Padang Lamun saat secara alamiah menangkap Lombok Sand Fish atau Teripang Pasir (Holothuria scraba) di Desa Sekotong, Lombok Barat. Hadir di tengah lapangan bersama mereka, dan melakukan hybrid pertemuan offline dan online (Lombok-Jakarta-Tokyo), melakukan proses profiling kepada 15 orang nelayan setempat. Mengidentifikasi masalah, perencanaan, pengumpulan data, analisis, tindakan, dan evaluasi reflektif. Temuan utama menyoroti tantangan dan strategi dalam manajemen rantai pasok LSF/TP (Hs) yang sekarang sudah masuk dalam daftar “red note” sebagai “endanger species” berdampak pada kualitas dan keamanan sustainable development-nya. Tantangan yang muncul dari ungkapan mereka adalah berupa: (1) cara tangkap pengadaan LSF/TP (Hs) mentah; (2) harga jual yang tak berubah sejak 30 tahun lalu sebesar Rp 2 ribu,- per satuan basahnya; (3) proses produksi dan pengeringannya; (4) pergudangan; (5) distribusi; dan kelak jika sudah terliterasi oleh pendampingan para “aghniya” (orang berkecukupan), berbentuk; (6) persiapan dan presentasi produk; serta (7) pemantauan berikut pelaporannya. Secara umum, pengabdian masyarakat ini berupaya untuk menumbuhkan kesadaran dan pendidikan penangkapan LSF/TP (Hs), membangun manajemen hubungan pemasok LSF/TP (Hs) yang efektif, dan menerapkan inovasi dalam rantai pasokan LSF/TP (Hs), faham teknologi pembibitan, pemijahan, dan pembesaran, serta memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundangan terkait LSF/TP (Hs) sebagai endanger species.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024