Perkembangan teknologi yang pesat menciptakan ide pokok baru yang mempengaruhi budaya, gaya hidup, dan pola konsumsi setiap individu. Remaja masa kini penuh dengan kemudahan dan kecanggihan dihadapkan pada penawaran barang melalui media yang tanpa disadari mempertontonkan gaya hidup mewah secara mencolok sehingga mendorong remaja ingin memiliki barang yang ditawarkan secara berlebihan. Proses berfikir secara logis matematis dilewatkan sehingga membuat keputusan mengkonsumsi barang jauh lebih mudah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Populasi penelitian ini adalah pengguna gadget berusia 18-21 tahun. Teknik pengambilan sample menggunakan convenience sampling melibatkan 53 orang remaja. Data dikumpulkan melalui angket. Sebelum instrumen digunakan dilakukan uji validitas dan reliabilitas kelayakan instrumen. Teknik analisis data dengan teknik korelasi pearson. Uji asumsi dilakukan sebelum pengujian hipotesis dengan uji normalitas dan linieritas. Pengujian hipotesis menunjukkan nilai signifikasi 0,987 (> 0,05) artinya H0 diterima dan H1 ditolak berarti tidak berkorelasi. Nilai pearson correlation -0,002 menunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti korelasi keduanya sangat lemah sekali serta bersifat negatif. Kecerdasan logis matematis tidak berkorelasi mutlak dengan perilaku konsumtif remaja pengguna gadget di provinsi Lampung. Kecerdasan logis matematis bukanlah predikor seseorang dalam melakukan perilaku konsumtif. Walaupun seorang remaja pengguna gadget memiliki kecerdasan logis matematis tinggi namun tidak berhubungan langsung dengan seorang remaja pemegang gadget untuk tidak berperilaku konsumtif, begitu pula sebaliknya.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024