Anemia menjadi salah satu masalah yang terjadi pada remaja saat ini, prevalensi anemia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data Riskesdas tahun 2013 sejumlah 37,1% meningkat 48,9% tahun 2018. Kurangnya asupan zat besi serta perdarahan yang terjadi saat menstruasi menjadi factor yang mendukung terjadinya anemia. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan kejadian anemia dan karakteristiknya pada remaja putri di Jawa Barat. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode observasional potong lintang. Pengumpulan data bersumber dari data primer dengan menggunakan kuesioner pada 62 remaja putri. Diagnosis anemia ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar hemoglobin (Hb). Remaja putri yang mengalami anemi sebanyak 24,2%. Proporsi anemia paling tinggi ditemukan pada umur 17 – 25 tahun (66,1%), tinggi badan 156 – 160 cm (40,3%), berat badan 35- 50 kg (53,2%), lingkar lengan atas 23,6 – 27 cm (41,9%), kadar hemoglobin >12 (75,8%), siklus haid teratur (72,6%), durasi haid >5 hari (59,7%), dan nyeri haid (79%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sosialisasi dan penyuluhan anemia pada remaja putri perlu dilaksanakan
Copyrights © 2025