Perkembangan teknologi dan pertumbuhan populasi mendorong inovasi di bidang agrikultur penting untuk pemenuhan kebutuhan pangan manusia. Layu fusarium adalah penyakit utama pada tanaman bawang merah akibat jamur Fusarium oxysporum. Beberapa sentra produksi bawang merah di Indonesia mengalami kerugian hingga 50% akibat layu fusarium. Infeksi ditandai dengan pertumbuhan jamur pada akar tanaman, menyebabkan layu dan kematian. Faktor lingkungan seperti pH tanah rendah (4,5-5,5), suhu lingkungan (26,8-28,3°C), dan kelembapan udara (70-80%) serta kelembapan tanah (70-80%) mempengaruhi pertumbuhan jamur fusarium. Untuk mengatasi masalah ini, dilakukan pengawasan dan pengaturan pH tanah agar tidak mendukung pertumbuhan jamur fusarium. Metode fuzzy Takagi-Sugeno digunakan untuk memberikan peringatan kepada pengguna mengenai kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan diukur menggunakan pH meter, soil humidity sensor, dan air humidity sensor. Data dari perangkat-perangkat dikirimkan ke ESP32 master melalui protokol ESP-now, lalu ke Raspberry Pi menggunakan MQTT untuk diolah dan ditampilkan pada dashboard. Data yang diterima digunakan untuk menghasilkan keputusan dan memberikan peringatan kepada pengguna. Sistem ini juga dapat mengirimkan perintah ke ESP-Slave-Output untuk mengeluarkan cairan. Alat ini dilengkapi fitur pendukung, termasuk sistem otomatisasi peringatan dan penyeimbang pH. Sensor-sensor yang digunakan memiliki akurasi tinggi, yaitu 98,36% untuk sensor temperatur BME280, 98,17% untuk sensor kelembapan udara BME280, 96,85% untuk sensor kelembapan tanah, 97,37% untuk sensor pH tanah 1, dan 97,27% untuk sensor pH tanah 2, dengan akurasi rata-rata 97,56%. Alat ini berpotensi mengurangi penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah dan dapat dikembangkan untuk tanaman lainnya. Penggunaan alat ini juga lebih efisien dan ekonomis dibandingkan pemantauan harian oleh tenaga manusia.
Copyrights © 2023