p-Index From 2020 - 2025
0.817
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik ITS
Ciptaningtyas, Henning Titi
Departemen Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Sistem Monitoring Pencegahan Layu Fusarium pada Tanaman Allium ascalonicum berbasis IoT Menggunakan Fuzzy Logic Ciptaningtyas, Henning Titi; Hariadi, Ridho Rahman; Nathaniel, Kevin
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i3.144881

Abstract

Perkembangan teknologi dan pertumbuhan populasi mendorong inovasi di bidang agrikultur penting untuk pemenuhan kebutuhan pangan manusia. Layu fusarium adalah penyakit utama pada tanaman bawang merah akibat jamur Fusarium oxysporum. Beberapa sentra produksi bawang merah di Indonesia mengalami kerugian hingga 50% akibat layu fusarium. Infeksi ditandai dengan pertumbuhan jamur pada akar tanaman, menyebabkan layu dan kematian. Faktor lingkungan seperti pH tanah rendah (4,5-5,5), suhu lingkungan (26,8-28,3°C), dan kelembapan udara (70-80%) serta kelembapan tanah (70-80%) mempengaruhi pertumbuhan jamur fusarium. Untuk mengatasi masalah ini, dilakukan pengawasan dan pengaturan pH tanah agar tidak mendukung pertumbuhan jamur fusarium. Metode fuzzy Takagi-Sugeno digunakan untuk memberikan peringatan kepada pengguna mengenai kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan diukur menggunakan pH meter, soil humidity sensor, dan air humidity sensor. Data dari perangkat-perangkat dikirimkan ke ESP32 master melalui protokol ESP-now, lalu ke Raspberry Pi menggunakan MQTT untuk diolah dan ditampilkan pada dashboard. Data yang diterima digunakan untuk menghasilkan keputusan dan memberikan peringatan kepada pengguna. Sistem ini juga dapat mengirimkan perintah ke ESP-Slave-Output untuk mengeluarkan cairan. Alat ini dilengkapi fitur pendukung, termasuk sistem otomatisasi peringatan dan penyeimbang pH. Sensor-sensor yang digunakan memiliki akurasi tinggi, yaitu 98,36% untuk sensor temperatur BME280, 98,17% untuk sensor kelembapan udara BME280, 96,85% untuk sensor kelembapan tanah, 97,37% untuk sensor pH tanah 1, dan 97,27% untuk sensor pH tanah 2, dengan akurasi rata-rata 97,56%. Alat ini berpotensi mengurangi penyakit layu fusarium pada tanaman bawang merah dan dapat dikembangkan untuk tanaman lainnya. Penggunaan alat ini juga lebih efisien dan ekonomis dibandingkan pemantauan harian oleh tenaga manusia.
Simulasi dan Analisis Kinerja MANET pada Daerah Pasca Bencana dengan Protokol Routing Proaktif (Studi Kasus: Gempa Palu 2018) Aina, Najwa Amelia Qorry; Husni, Muchammad; Ciptaningtyas, Henning Titi
Jurnal Teknik ITS Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v13i3.145830

Abstract

Indonesia sebagai negara yang terletak di pertemuan lempeng tektonik aktif serta dikelilingi oleh pegunungan aktif atau ring of fire memberikan keuntungan berupa tanah subur dan iklim tropik. Namun, keuntungan tersebut juga dapat membawa ancaman ketika alam sedang tidak baik-baik saja sehingga sebagian daerah di Indonesia menjadi rawan akan bencana alam. Dampaknya tak hanya merugikan materi dan nyawa, tetapi juga merusak infrastruktur penting, termasuk jaringan komunikasi. Keterputusan komunikasi pada kondisi krusial tentu menghambat upaya penyelamatan dan pemulihan. Penelitian ini difokuskan pada perancangan skenario komunikasi berbasis Mobile Ad-hoc Network (MANET) sebagai solusi komunikasi pasca bencana menggunakan simulator NS-3 dengan protokol routing proaktif OLSR dan DSDV beserta analisis performansinya terhadap skenario penambahan node dengan parameter Packet loss, Throughput, dan Delay yang akan dibandingkan berdasarkan standar QoS TIPHON. Hasil dari ujicoba menunjukkan keunggulan kinerja routing OLSR daripada DSDV dengan nilai rata-rata throughput terbaik 2292,57 Kbps, delay sebesar 76,98 ms, dan packet loss sebesar 0,12% untuk skenario jumlah node 150. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi alternatif pengembangan jaringan komunikasi darurat pasca bencana dan berkontribusi dalam upaya penyelamatan dan pemulihan pasca bencana.
Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi untuk Peningkatan Indeks SPBE Berdasarkan Framework COBIT 2019 (Studi Kasus: Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur) Rifliansah, Mutiara Nuraisyah Dinda; Ginardi, Raden Venantius Hari; Ciptaningtyas, Henning Titi
Jurnal Teknik ITS Vol 13, No 3 (2024)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v13i3.148092

Abstract

Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu instansi pemerintah yang terus berupaya dan berkomitmen untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan keterpaduan e-government melalui tata kelola dan manajemen Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Agar dapat mengetahu sejauh mana sistem tata kelola TI untuk membangun good governance berbasis e-government dibutuhkan evaluasi tata kelola teknologi sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. Untuk meningkatkan sistem tata kelola SPBE ketingkat yang dibutuhkan serta pengelolaan risiko dapat dilakukan melalui penggunaan model kerangka kerja yang menjadi standar penerapan teknologi informasi. Metodologi dalam penelitian ini berdasarkan kerangka kerja COBIT 2019 dan domain objektif yang dievaluasi akan ditentukan berdasarkan design factor toolkit. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat 3 objektif proses yang terpillih berdasarkan design factor toolkit COBIT 2019 adalah APO13, APO14 dan BAI09. Untuk tingkat kapabilitas objektif proses APO14 mencapai level 2 yang artinya proses mencapai tujuannya melalui penerapan serangkaian kegiatan dasar yang lengkap dan dapat dikategorikan beroperasi. Selanjutnya, untuk objektif proses APO13 dan BAI09 nilai tingkat kapabilitasnya mencapai level 3 yang artinya proses didefinisikan secara baik dan mencapai tujuannya dengan cara yang jauh lebih terorganisir. Keluaran dari penelitian ini akan berupa rekomendasi perbaikan yang bertujuan mencapai tingkat kapabilitas yang diharapkan sebagai acuan bagi Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mengelola proses TI yang lebih baik sehingga dapat membantu meningkatkan nilai indeks SPBE.
Analisis dan Manajemen Risiko Keamanan Informasi Menggunakan Metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) dan Kontrol ISO/IEC 27001:2022 (Studi Kasus: Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Kabupaten XYZ) Harjian, Alda Risma; Ginardi, Raden Venantius Hari; Ciptaningtyas, Henning Titi
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.148053

Abstract

Teknologi informasi merupakan salah satu kebutuhan penting sebuah organisasi untuk menunjang kegiatan operasional serta membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses kegiatan organisasi. Namun, penggunaan TI melibatkan risiko keamanan informasi, sehingga bisnis atau lembaga pemerintah harus mengelola aset informasi mereka. Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Kabupaten XYZ bertanggung jawab atas pengelolaan informasi dan statistik di wilayah tersebut, tetapi belum memiliki kebijakan manajemen risiko yang mengatur tentang keamanan informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan memberikan rekomendasi mitigasi risiko pada DISKOMINFOTIK. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan peninjauan dokumen. Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk mengidentifikasi proses bisnis, penyebab, dampak kegagalan, serta menilai tingkat keparahan, kejadian, deteksi, dan Risk Priority Number (RPN). ISO/IEC 27001 memberikan rekomendasi mitigasi risiko. Dalam penelitian ini diperoleh 37 potential cause dan 29 risiko terkait aset hardware, software, people, network, dan data. Berdasarkan RPN, terdapat 3 risiko kategori very low, 11 low, 6 moderate, 11 high, dan 6 very high. Standar Nasional Indonesia (SNI) ISO/IEC 27001:2022 digunakan untuk mengurangi risiko dengan 9 kontrol keamanan.