Perubahan yang mendadak pada ibu post partum dapat berupa kekecewaan emosional, rasa sakit pada masa nifas awal, kelelahan karena kurang tidur selama persalinan, dan kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya, serta rasa takut tidak menarik lagi bagi suaminya. Pada kondisi ini ibu post partum membutuhkan informasi yang cukup dan membutuhkan orang yang mampu menerima keluhannya serta membantu menyelesaikan masalahnya. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan secara sadar, dimana kegiatannya difokuskan pada kesembuhan pasien. Perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi tidak saja mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan pasien, namun juga mencegah terjadinya masalah ilegal, memberikan kepuasan dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik dalam peningkatan kepuasan pelayanan pasien rawat inap postpartum di RSIA Aisyiyah Klaten. Desain penelitian menggunakan mixed methods (kombinasi antara kuantitatif dan kualitatif). Teknik sampling menggunakan accidental sampling dan didapatkan jumlah sampel yaitu 30 pasien. Teknik analisa data menggunakan Spearman Rank. Hasil analisa univariat menunjukkan rerata usia responden 29,63 ± 5,39, pendidikan mayoritas SMA (60 %), dengan status tidak bekerja 73,3%, sebagian besar multipara 66,7% dan cara bersalin sectio caesarea 53,3%. Hasil analisa bivariat menunjukkan pelaksanaan komunikasi terapeutik 83,3% baik dan kepuasan pelayanan keperawatan sebagian besar menyatakan baik 86,6% dengan p-value 0,354. Maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepuasan pelayanan keperawatan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024