China mulai aktif di Afrika pada akhir abad ke-20 untuk mencari sumber daya alam, yang akhirnya secara resmi memiliki hubungan dengan negara di Afrika dengan terbentuknya Forum Kerja Sama China-Afrika (FOCAC) didirikan tahun 2000 untuk memfasilitasi kerja sama. Salah satu aspek utama dari keterlibatan China di Afrika adalah pemberian pinjaman dengan bunga rendah dan jangka panjang. Namun, pada 2017 China dituduh melakukan debt-trap diplomacy, yaitu memberikan pinjaman besar yang sulit dilunasi, sehingga mendapatkan pengaruh politik atau ekonomi di Afrika. Maka dari itu dalam penelitian ini mencoba fokus dalam membahas apakah China terbukti melakukan debt-trap diplomacy dan bagaimana perbandingan efektivitas hutang antara China dibandingkan dengan pinjaman dari negara-negara Barat serta dampak hhutang China terhadap negara-negara di Kawasan Afrika tersebut. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif dan mengandalkan data sekunder seperti literatur akademik, jurnal, artikel dan lain sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa China tidak terbukti dalam melakukan debt-trap diplomacy di Afrika, yang mana China memiliki opsi atau solusi positif dalam menyikapi negara di Afrika yang mengalami gagal bayar, China juga rutin telah menghapus hutang dari negara-negara yang hutangnya hampir habis atau sudah mencapai jumlah yang relatif kecil, dan pinjaman China efektif dalam konteks pembangunan di Afrika atau negara-negara di Afrika, termasuk Nigeria.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024