Tanah Ultisol adalah jenis tanah yang memiliki tingkat kesuburan dan ketersediaan hara yang rendah. Unsur hara P merupakan salah satunya yang menjadi kendala untuk budidaya tanaman kacang hijau di Indonesia termasuk di Kalimantan Barat. Dengan demikian, dibutuhkan input tambahan dengan memanfaatkan mikroba tanah jenis fungi Trichoderma sp. dari rhizosfer tanaman bambu (bm), pisang (ps) dan pepaya (py) sebagai pemacu pertumbuhan tanaman yang dibantu oleh asam-asam organik untuk pelepasan ion fosfor yang tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan isolat Trichoderma sebagai pelarut fosfat terhadap serapan hara P tanaman kacang hijau di tanah Ultisol dan membandingkan kemampuan isolat Trichoderma melarutkan fosfat dari rhizosfer bambu, pisang dan pepaya. Penelitian ini menerapkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial,yaitu : P0 (Kontrol), P1 (bm.sp1), P2 (bm.sp2), P3 (bm.sp3), P4 (bm.sp4), P5 (ps.sp1), P6 (ps.sp3), P7 (py.sp1), dan P8 (py.sp2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan isolat Trichoderma berpengaruh nyata terhadap kemampuan isolat Trichoderma melarutkan fosfat, tinggi tanaman, berat kering bagian atas tanaman, dan serapan hara P. Kemampuan isolat Trichoderma pada perlakuan P8 (py.sp2) asal rhizosfer pepaya dapat meningkatkan berat kering dan serapan hara P tanaman. Kemampuan Trichoderma pada perlakuan isolat P1 (bm.sp1) asal rhizosfer bambu mampu melarutkan fosfat lebih tinggi.
Copyrights © 2024