Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KEMAMPUAN ISOLAT TRICHODERMA SEBAGAI PELARUT FOSFAT ASAL RHIZOSFER BAMBU, PISANG, DAN PEPAYA TERHADAP SERAPAN P TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) DI TANAH ULTISOL Cindy, Claudya; Yulies, Urai Suci; Gafur, Sutarman
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i3.70702

Abstract

Tanah Ultisol adalah jenis tanah yang memiliki tingkat kesuburan dan ketersediaan hara yang rendah. Unsur hara P merupakan salah satunya yang menjadi kendala untuk budidaya tanaman kacang hijau di Indonesia termasuk di Kalimantan Barat. Dengan demikian, dibutuhkan input tambahan dengan memanfaatkan mikroba tanah jenis fungi Trichoderma sp. dari rhizosfer tanaman bambu (bm), pisang (ps) dan pepaya (py) sebagai pemacu pertumbuhan tanaman yang dibantu oleh asam-asam organik untuk pelepasan ion fosfor yang tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan isolat Trichoderma sebagai pelarut fosfat terhadap serapan hara P tanaman kacang hijau di tanah Ultisol dan membandingkan kemampuan isolat Trichoderma melarutkan fosfat dari rhizosfer bambu, pisang dan pepaya. Penelitian ini menerapkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial,yaitu : P0 (Kontrol), P1 (bm.sp1), P2 (bm.sp2), P3 (bm.sp3), P4 (bm.sp4), P5 (ps.sp1), P6 (ps.sp3), P7 (py.sp1), dan P8 (py.sp2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan isolat Trichoderma berpengaruh nyata terhadap kemampuan isolat Trichoderma melarutkan fosfat, tinggi tanaman, berat kering bagian atas tanaman, dan serapan hara P. Kemampuan isolat Trichoderma pada perlakuan P8 (py.sp2) asal rhizosfer pepaya dapat meningkatkan berat kering dan serapan hara P tanaman. Kemampuan Trichoderma pada perlakuan isolat P1 (bm.sp1) asal rhizosfer bambu mampu melarutkan fosfat lebih tinggi.
PEMBERIAN BIOCHAR TANKOS DAN KOTORAN SAPI TERHADAP KETERSEDIAAN UNSUR HARA N, P, K DAN PERTUMBUHAN TANAMAN TERONG (Solanum molongena L.) DI TANAH ALLUVIAL Andini, Andini; Yulies, Urai Suci; Chandra, Tino Orciny
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 3
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i3.75407

Abstract

Tanah Alluvial merupakan tanah yang berasal dari endapan baru, berlapis-lapis, jumlah bahan organiknya berubah-ubah. Peningkatan produksi tanaman terong dapat dilakukan dengan penambahan biochar tankos dan kotoran sapi. Biochar dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara N, P, K dan pH tanah. Kotoran sapi dapat meningkatkan C-Organik, N-Total, meningkatkan daya tahan terhadap air. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui pengaruh penggunaan biochar tankos dan kotoran sapi terhadap ketersediaan hara N, P, K dan pertumbuhan tanaman terong di tanah Alluvial, serta mengetahui interaksi biochar tankos dan kotoran sapi terhadap ketersediaan N, P, K dan pertumbuhan tanaman terong pada tanah Alluvial. Penelitian ini menggunakan metode RAL 2 faktorial terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terjadinya interaksi antara biochar tankos dan kotoran sapi. Pemberian biochar tankos mampu meningkatkan pH pada perlakuan 40 ton/ha= 6,6,   N-Total pada perlakuan 30 ton/ha= 1,2, P-Tersedia pada perlakuan 30 ton/ha = 329,6, K-Tersedia pada perlakuan 30 ton/ha= 10,93, tinggi tanaman pada perlakuan   30 ton/ha= 44,65. Penambahan kotoran sapi mampu meningkatkan CO pada perlakuan 15 ton/ha= 15,83, N-Total pada perlakuan 15 ton/ha= 1,16 dan tinggi tanaman pada perlakuan 30 ton/ha= 43,23, serta terjadi peningkatan ketersediaan unsur hara N-Total 23,46%, P-Tersedia 66,16%, K-Tersedia 55,47%, C-Organik 6,59% dan tinggi tanaman 42,46%.Kata Kunci:   Alluvial, Biochar Tankos, Kotoran Sapi, Produksi Terong
PENGARUH PEMBERIAN AMELIORAN ORGANIK TERHADAP KETERSEDIAAN NPK TANAH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN TERUNG PUTIH DI TANAH ALLUVIAL Olivia, Dina Cahaya; Yulies, Urai Suci; Alhaddad, Abdul Mujib
Jurnal Sains Pertanian Equator Vol 13, No 2
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jspe.v13i2.74951

Abstract

Terung (Solanum melongena L.) adalah tanaman asli daerah tropis, produktivitas tanaman terung di Kalimantan Barat masih di bawah produktivitas nasional. Pemanfaatan lahan marginal seperti tanah alluvial banyak mengalami kendala, secara umum memiliki kesuburan yang rendah. Untuk itu perlu dilakukan usaha memperbaiki kesuburan tanah dengan penambahan amelioran organik berupa biochar tankos dikombinasikan biochar kotoran ayam dan pupuk NPK majemuk. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh amelioran organik terhadap ketersediaan NPK tanah terhadap pertumbuhan tanaman terung putih. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah biochar tankos : biochar kotoran ayam perbandingan 50% : 50% dengan dosis yaitu 10 ton/ha ; 20 ton/ha dan 30 ton/ha. Faktor kedua adalah dosis pupuk NPK majemuk yaitu 75% ; 50% dan 25%. Masing"“masing faktor diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biochar tankos dikombinasikan biochar kotoran ayam dan pupuk NPK majemuk secara masing-masing berpengaruh nyata terhadap pH H2O, P-tersedia, K-tersedia dan tinggi tanaman namun berpengaruh tidak nyata terhadap C-organik dan N-total tanah. Dosis terbaik pemberian biochar adalah B3M1 yaitu 30 ton/ha (1,260 g/polybag) dan pupuk NPK majemuk 75% (22,5 g/polybag), meningkatkan produksi terung sebesar 20%.