CENDEKIA : Jurnal Ilmu Pengetahuan
Vol. 4 No. 3 (2024)

TEKNIK BUDIDAYA ARTEMIA SALINA SEBAGAI PAKAN ALAMI LARVA IKAN KAKAP PUTIH (LATES CALCARIFER) DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BPBAP) SITUBONDO

SURYANA, ASEP (Unknown)
ADI, CATUR PRAMONO (Unknown)



Article Info

Publish Date
11 Jul 2024

Abstract

Artemia has good nutrition for larval growth so that the larvae have adequate nutrition and are able to pass through their crucial period. This research was carried out to increase the insight, knowledge and abilities of Cadets/I in cultivating natural food, especially artemia. So, it can and is capable of contributing to the progress of fisheries cultivation. This research method is data analysis which is used to process the data is a descriptive method and calculating Hatching Rate. The aim of this research is to determine the techniques for cultivating Artemia salina and determine the development of cysts and the hatchability of Artemia salina. The results of the study showed that the average hatching rate resulting from hatching artemia cysts at BPBAP Situbondo decreased every day the longer it was stored in the refrigerator. When the cysts were immediately cultured, 94% of artemia hatched. Meanwhile, cultures using cysts that had been stored for 4 days experienced the lowest hatching, namely 56%. ABSTRAKArtemia memiliki nutrisi yang baik untuk pertumbuhan larva sehingga larva tercukupi gizinya dan mampu melewati masa krusialnya. Dilakukannya Penelitian ini adalah untuk menambah wawasan, pengetahuan serta kemampuan Taruna/I dalam membudidayakan pakan alami, terutama artemia. Sehingga, dapat dan mampu berkontribusi dalam kemajuan Budidaya perikanan. Metode penelitian ini merupakan analisis data yang digunakan untuk mengolah data adalah metode deskriptif dan hitungan Daya Tetas/Hatching Rate. Tujuan yang ingin dicapai dari dilakukannya Penelitian ini ini adalah untuk mengetahui teknik budidaya Artemia salina serta mengetahui perkembangan kista dan daya tetas dari Artemia salina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata – rata hatching rate yang dihasilkan dari penetasan kista artemia di BPBAP Situbondo setiap harinya menurun apabila semakin lama disimpan di lemari pendingin. Pada saat kista langsung dikultur, artemia yang menetas sebanyak 94%. Sedangkan pada kultur menggunakan kista yang telah disimpan selama 4 hari mengalami penetasan paling rendah yaitu 56%.

Copyrights © 2024






Journal Info

Abbrev

cendekia

Publisher

Subject

Education

Description

Jurnal ini berisi artikel hasil pemikiran dan penelitian yang ditulis oleh para guru, dosen, pakar, ilmuwan, praktisi, dan pengkaji dalam semua disiplin ilmu yang berkaitan dengan ilmu ...