Kontaminasi mikroorganisme baik bakteri, yeast, mould, ataupun virus merupakan masalah yang serius di laboratorium mikrobiologi maupun di fasilitas pelayanan kesehatan. Pengendalian terhadap bakteri kontaminan di laboratorium dapat dilakukan dengan pemantauan lingkungan atau Environmental monitoring (EM). Tujuan Environmental monitoring adalah untuk memastikan jumlah partikel di udara dalam batas yang ditentukan, memperkirakan keefektifan proses pembersihan dan proses disinfeksi. Penggunaan disinfektan secara benar dan metode penggunaan yang tepat merupakan elemen dasar dalam pencegahan infeksi pada layanan kesehatan. Efektivitas prosedur desinfeksi bergantung pada banyak faktor (misalnya, waktu kontak, konsentrasi akhir bahan aktif). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh disinfektan terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 6538, Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027, dan Bacillus subtilis ATCC 6633. Jenis Penelitian yang dilakukan adalah Quasi Eksperimen. Sampel Alkohol 70%, Isopropil Alkohol 70%, dan Benzalkonium klorida 0,75% dipaparkan terhadap S. aureus ATCC 6538, P. aeruginosa ATCC 9027, dan B. subtilis ATCC 6633 dengan Waktu kontak 1, 5, dan 10 menit. Analisis data secara statistik pada penelitian menggunakan uji Cochran Q. Metode penelitian menggunakan Hard Surface Carrier Test. Hasil dari analisis uji Cochran Q menunjukkan nilai Asymptotic Significance > 0.05. Berdasarkan hasil uji statistik tersebut dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara waktu kontak (1 menit, 5 menit dan 10 menit) dan disinfektan (Alkohol 70%, Isopropanol 70%, Benzalkonium klorida 0,75%) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 6538, Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027, dan Bacillus subtilis ATCC 6633.
Copyrights © 2024