Seorang atlet perlu dukungan dari aspek gizi untuk pencapaian prestasinya. Salah satu wilayah di Jawa Timur yang belum maksimal pencapaian prestasi olahraganya adalah Kabupaten Lumajang dan salah satu cabang olahraga yang mengalami penurunan prestasi adalah karate. Gerakan karate membutuhkan konsentrasi yang dapat dipengaruhi oleh anemia. Anemia pada atlet dapat mempengaruhi ketahanan fisik sehingga perlu untuk diperhatikan. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa terdapat masalah mengenai tingkat konsumsi, indeks massa tubuh (IMT), dan status anemia pada atlet karate remaja putri di Kabupaten Lumajang sehingga penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan variabel-variabel tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini yaitu 40 atlet karate yang berusia 12-21 tahun. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner food recall 2x24 jam serta alat ukur lain berupa microtoise, timbangan digital, dan alat ukur Hb digital. Data penelitian berupa data tingkat konsumsi, IMT, dan anemia dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atlet dengan usia 12-13 tahun lebih banyak mengalami anemia, atlet dengan tingkat konsumsi zat gizi yang kurang lebih banyak mengalami anemia, dan atlet dengan IMT normal lebih banyak mengalami anemia. Penelitian ini dapat berkontribusi untuk penelitian selanjutnya karena dapat menjadi gambaran dasar mengenai permasalahan kesehatan pada atlet karate remaja putri.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024