Berpikir kreatif sangat dibutuhkan oleh setiap siswa dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus memapu memberikan peluang dan dorongan kepada siswa untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan secara kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif matematis siswa. Menurut hasil observasi yang dilakukan terhadap guru matematika di SMP Negeri 1 Pamona Utara diketahui bahwa siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif yang rendah karena mayoritas siswa hanya mengerjakan soal dengan jawaban yang monoton. Data akan dikumpulkan melalui proses tes wawancara dan dokumentasi. Tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan bagian dari proses analisis data. Berdasarkan temuan peneliti, siswa berkemampuan tinggi menunjukkan kefasihan dan fleksibilitas yang memenuhi dua indikator yang terkait dengan pemikiran kreatif. Karena subjek mencapai tingkat kemampuan berpikir kreatif (TKBK) 3, maka ia dapat digolongkan kreatif. Hanya satu indikator berpikir kreatif yakni kefasihan yang dapat dihasilkan oleh siswa yang memiliki kemapuan matematika sedang, mereka tidak mampu menciptakan kedua indikator lain yakni fleksibilitas dan kebaruan. Dikarenakan subjek hanya memenuhi indikator kefasihan maka mencapai TKBK 1 dan tergolong kurang efektif. Kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan yang merupakan tiga indikator dalam kemampuan berpikir kreatif tidak dimiliki oleh siswa berkemampuan matematika rendah sehingga mendapatkan TKBK 0 yang berarti tidak kreatif.
Copyrights © 2024