Dalam proses produksi minyak dan gas, selain hidrokarbon, dihasilkan pula sejumlah pengotor antara lain CO2 dan sulfur dengan konsentrasi yang bervariasi, tergantung pada kondisi dan karakteristik reservoir serta lokasi dimana minyak dan gas tersebut berada. Untuk proses penghilangan sulfur dari kondensat, teknologi yang umum digunakan adalah HDS (Hydrodesulfurization). Namun dengan kebutuhan proses seperti suhu tinggi, tekanan, dan konsumsi hidrogen yang intensif, diperlukan teknologi alternatif untuk desulfurisasi ini. Salah satunya adalah desulfurisasi oksidatif-ekstraktif. Evaluasi teknis dan ekonomi untuk mengetahui kelayakan penerapan pada skala industri perlu dikaji lebih lanjut. Kajian proses desulfurisasi oksidatif-ekstraktif senyawa sulfur (direpresentasikan sebagai dibenzothiophene, DBT) dilakukan dengan menggunakan H2O2/asam format sebagai oksidator dan katalis, serta ekstraksi dengan DMF. Untuk kapasitas 1000 bpd kondensat dengan sulfur 1%-wt, desulfurisasi berhasil dilakukan dengan removal sulfur sebesar 96,55% dan recovery kondensat sebesar 99,41%. Diperlukan biaya pemrosesan sebesar 9,14 USD/barel, dan 84% di antaranya diperlukan untuk bahan kimia. Konfigurasi proses alternatif untuk pemulihan DMF berhasil menurunkan biaya bahan kimia sebesar 35,5% dan menurunkan total biaya pemrosesan sebesar 27,0% menjadi 6,67 USD/barel. Pada konfigurasi proses alternatif ini, penghilangan sulfur mencapai 95,80% dengan perolehan kondensat sebesar 99,21%.
Copyrights © 2022