Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Tekanan Dan Tahap Kompresi Dalam Pemurnian Biogas Menjadi Biometana Dengan Absorpsi CO2 Menggunakan Air Bertekanan Raksajati, Anggit; Adhi, Tri Partono; Ariono, Danu
Indonesian Journal of Chemical Research Vol 8 No 1 (2020): Edisi Bulan Mei (Edition for May)
Publisher : Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ijcr.2020.8-ang

Abstract

Palm oil mill effluent (POME) from condensate stew, hydrocyclone water, and sludge separator contains organic carbon with a COD more than 40 g/L and a nitrogen content of about 0.2 and 0.5 g/L as ammonia nitrogen and total nitrogen. At present, the POME is converted into biogas using anaerobic ponds. Biogas produced contains 60% methane (CH4) and 40% carbon dioxide (CO2) and can be purified into biomethane through CO2 absorption using water. This study evaluates the optimum pressure and feed compression stage in biogas upgrading into biomethane. The results show the rate of circulation of water needed to separate CO2 from biogas feed decreases with increasing absorber pressure due to increased solubility of CO2 in water. Water circulation pumps and biogas compressor works increase due to the increase in pressure difference needed. The optimum pressure of the biogas biogas purification unit is within the range of 7-10 bar. At the same absorber pressure, the 1 stage feed compression unit is cheaper than that of 2 stages. However, the overall process with 1 compression stage might not be more economical than the 2-stage if consider the higher methane loss.
Teknoekonomi penyingkiran senyawa sulfur dari kondensat gas alam dengan metode desulfurisasi oksidatif-ekstraktif Adhi, Tri Partono; Sardenianto; Indarto, Antonius
Jurnal Rekayasa Proses Vol 16 No 1 (2022): Volume 16, Number 1, 2022
Publisher : Jurnal Rekayasa Proses

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.69864

Abstract

Dalam proses produksi minyak dan gas, selain hidrokarbon, dihasilkan pula sejumlah pengotor antara lain CO2 dan sulfur dengan konsentrasi yang bervariasi, tergantung pada kondisi dan karakteristik reservoir serta lokasi dimana minyak dan gas tersebut berada. Untuk proses penghilangan sulfur dari kondensat, teknologi yang umum digunakan adalah HDS (Hydrodesulfurization). Namun dengan kebutuhan proses seperti suhu tinggi, tekanan, dan konsumsi hidrogen yang intensif, diperlukan teknologi alternatif untuk desulfurisasi ini. Salah satunya adalah desulfurisasi oksidatif-ekstraktif. Evaluasi teknis dan ekonomi untuk mengetahui kelayakan penerapan pada skala industri perlu dikaji lebih lanjut. Kajian proses desulfurisasi oksidatif-ekstraktif senyawa sulfur (direpresentasikan sebagai dibenzothiophene, DBT) dilakukan dengan menggunakan H2O2/asam format sebagai oksidator dan katalis, serta ekstraksi dengan DMF. Untuk kapasitas 1000 bpd kondensat dengan sulfur 1%-wt, desulfurisasi berhasil dilakukan dengan removal sulfur sebesar 96,55% dan recovery kondensat sebesar 99,41%. Diperlukan biaya pemrosesan sebesar 9,14 USD/barel, dan 84% di antaranya diperlukan untuk bahan kimia. Konfigurasi proses alternatif untuk pemulihan DMF berhasil menurunkan biaya bahan kimia sebesar 35,5% dan menurunkan total biaya pemrosesan sebesar 27,0% menjadi 6,67 USD/barel. Pada konfigurasi proses alternatif ini, penghilangan sulfur mencapai 95,80% dengan perolehan kondensat sebesar 99,21%.
Analisis perilaku hidrodinamik kolom absorber pada laju alir gas umpan rendah terhadap perubahan laju alir pelarut dan wash water pada unit penghilangan senyawa sulfur Adhi, Tri Partono; Nurfebriartanto, Aditya; Indarto, Antonius; Kariem, Muhammad Agus
Jurnal Rekayasa Proses Vol 17 No 1 (2023): Volume 17, Number 1, 2023
Publisher : Jurnal Rekayasa Proses

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.73441

Abstract

Metode absorpsi merupakan metode yang banyak digunakan dalam pemurnian gas alam dari senyawa pengasamnya. Unit pemisahan senyawa sulfur pada PT BCD dirancang untuk menurunkan konsentrasi H2S pada gas alam dari 9957 ppm menjadi kurang dari 10 ppm dengan laju alir gas umpan pada rated condition adalah 327,7 MMSCFD. Keseluruhan sistem pengolahan gas didesain dengan turndown ratio 40%. Karena alasan operasi, laju alir gas umpan perlu diturunkan hingga 20% kapasitas desain (65,54 MMSCFD). Analisis dilakukan untuk mengetahui perilaku hidrodinamik kolom absorber dan sistem pendukungnya pada pengoperasian di 20% kapasitas desain. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak ASPEN HYSYS V11 untuk mengetahui parameter operasi kolom absorber dan kondisi untuk mendukung pengoperasian di 20% kapasitas desain. Dengan desain operasi peralatan saat ini, weeping terjadi pada laju alir gas umpan 28% desain (91,59 MMSCFD). Pada laju alir gas umpan 28% desain, wash water pump sudah mencapai kapasitas minimum, yaitu 78 gpm. Semakin kecil laju alir gas umpan, maka laju sirkulasi wash water perlu dikurangi untuk menghindari weeping. Untuk dapat beroperasi di gas umpan 20% desain, kapasitas wash water pump perlu diturunkan hingga 25 gpm.