Infus merupakan prosedur invasif yang umum dilakukan di rumah sakit. Namun, terapi cairan intravena terus menerus meningkatkan kemungkinan komplikasi terkait cairan, khususnya flebitis. Flebitis adalah pembengkakan (peradangan) pada pembuluh darah vena. Angka kejadian flebitis terus meningkat dari tahun ke tahun dan angka ini merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan rumah sakit. Faktor penyebab flebitis ada yang bersifat kimia, mekanik, dan bakteri. Pengetahuan staf perawat mengenai pencegahan flebitis sangat diperlukan untuk menurunkan angka kejadian flebitis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan (mekanisme) lokasi dan durasi infus (bakteri) terhadap kasus flebitis. Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan teknik pengambilan sampel cross-sectional. Besar sampel penelitian ini adalah 257 responden. Gunakan analisis data peringkat Spearman. Lembar observasi adalah alat untuk itu. Hasil: Data penelitian menunjukkan bahwa 135 responden (52,5%) menjadi subjek infus 2 hari. Dalam 3 hari dia sebanyak 104 responden (40,5%). Dia juga memiliki 18 responden (7%) pada tanggal 1. Sedangkan hasil vena ceparica ditentukan dari lokasi vena dan berjumlah 149 (58%) responden. Metakarpal sebanyak 79 responden (30,7%). 15 orang (5,8%) menjawab med-cubiti dan 14 orang (5,4%) menjawab bacilika. Studi ini menemukan bahwa hubungan antara lokasi infus dan durasi mempengaruhi kejadian flebitis di rumah sakit. Diskusi Tim kesehatan rumah sakit dianjurkan untuk mengikuti protokol perawatan infus, terutama bagi pasien yang akan menerima infus lebih dari 2 hari, dan menghindari penempatan kepala untuk mencegah flebitis.
Copyrights © 2024