Nyeri yang timbul akibat dry socket sangat mengganggu aktivitas sehari-hari klien. Rasa nyeri ini dapat berlangsung selama beberapa hari hingga minggu, dan dapat semakin parah saat makan atau minum. Asuhan manajemen nyeri pada kasus dry socket merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Manajemen nyeri dapat mengurangi rasa nyeri dan ketidaknyamanan, sehingga klien dapat kembali beraktivitas secara normal. Studi kasus ini bertujuan mengetahui penurunan rasa nyeri pada klien penderita dry socket paska pencabutan gigi 22. Metode yang digunakan adalah laporan kasus dengan pendekatan konsep asuhan kesehatan gigi dan mulut yang terdiri dari proses pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Subjek pada studi kasus ini adalah Tn AP dengan keluhan satu minggu paska pencabutan gigi 22 daerah luka sekitar gusi terasa nyeri yang hebat. Subjek studi diberikan intervensi berupa asuhan manajemen nyeri. Pengukuran rasa nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). Hasil pengkajian awal menunjukkan klien mengalami dry socket disertai nyeri skala 6. Asuhan manajemen nyeri yang diberikan pada klien memperlihatkan penurunan nyeri secara bertahap menjadi skala 0 pada minggu ke-2 . Klien memilih teknik distraksi, teknik fisiologis atau pijatan, terapi musik dan terapi termal panas yang dianggap nyaman dan efektif untuk mengatasi nyeri. Hasil evaluasi yang didapatkan yaitu terpenuhinya kebutuhan akan bebas dari rasa nyeri pada leher dan kepala, klien dapat mengimplementasikan teknik-teknik manajemen nyeri non-farmokologi. Intervensi asuhan manajemen nyeri dapat dijadikan alternatif penanggulangan kasus dry socket paska pencabutan gigi.
Copyrights © 2023