Akhir-akhir ini, konstruksi pelabelan yang menganggap bahwasannya sekolah merupakan salah satu tempat yang aman dan ramah bagi anak, mulai mendapat kesangsian dari perspektif masyarakat, karena telah banyak diberitakan melalui media, bahwasannya tindak kejahatan seperti berbagai bentuk pelecehan dan kekerasan, marak terjadi di lingkungan sekolah. Oleh sebab itu, riset ini bertujuan untuk menganalisis implementasi MRA dan dampaknya bagi MAN 1 Malang, mengingat bahwasannya MRA merupakan salah satu program yang mendukung secara penuh, untuk mewujudkan lingkungan madrasah yang ramah dan aman terhadap anak. Riset ini memakai metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan teori AGIL dari Talcott Parsons. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Hasil riset menunjukkan, bahwasanya implementasi MRA menyesuaikan lembaga di MAN 1 Malang, seperti salah satu kebijakan di MRA yang tidak lagi memperkenankan TATIB di sekolah, namun pihak madrasah tidak menyetujui hal tersebut, karena mereka berpandangan, bahwasannya TATIB masih diperlukan di madrasah. Adapun dampak yang ditimbulkan dari implementasi MRA, berupa lingkungan madrasah yang aman dan sikap positif dalam diri peserta didik. Beberapa peserta didik telah dilatih untuk bersikap positif dan mencontohkan sikap tersebut kepada teman sejawat mereka. Dapat disimpulkan, bahwasanya MRA telah menjadi standar pedoman di MAN 1 Malang dan membawa dampak positif.
Copyrights © 2024