Artikel ini bertujuan untuk menafsirkan dan menganalisis secara teologis serta kontekstual Matius 5:13–16 dalam kaitannya dengan kehidupan remaja Kristen di dunia modern. Melalui metode studi kepustakaan, penulis mengkaji makna mendalam dari metafora "garam dunia" dan "terang dunia" sebagaimana diajarkan oleh Yesus dalam Khotbah di Bukit. Dalam konteks zaman yang penuh relativisme moral, krisis identitas, dan tekanan budaya populer, remaja Kristen dipanggil untuk menjadi agen perubahan yang mencegah kerusakan moral dan menyatakan terang Kristus melalui kehidupan sehari-hari. Artikel ini menekankan bahwa menjadi garam dan terang bukanlah sekadar peran opsional, tetapi merupakan identitas ilahi yang melekat pada setiap murid Kristus, termasuk remaja, yang harus diwujudkan melalui kesaksian hidup yang otentik dan transformatif.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025