cover
Contact Name
Sisko
Contact Email
siskochiko@gmail.com
Phone
+6287854261279
Journal Mail Official
sttborneo1@gmail.com
Editorial Address
Jl.Prof. M.Yamin No. 3 Kota Baru, Pontianak Selatan
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani
ISSN : 27751740     EISSN : 27751759     DOI : -
Core Subject : Religion,
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani adalah jurnal yang menerbitkan artikel ilmiah yang berkualitas tentang Teologi dan Pendidikan Kristiani yang diterbikan oleh. Semua naskah melalui proses peer-review dan pemeriksaan plagiarisme. Hanya Naskah yang original yang akan diterima untuk diterbitkan. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun oleh Sekolah Tinggi Teologi Borneo yaitu Bulan Mei dan Desember. Adapun ruang lingkup dari Jurnal ICHTUS: 1. Teologi Biblika (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) 2. Teologi Sistematika 3. Teologi Praktika 4. Misiologi 5. Pendidikan Kristiani di Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 55 Documents
Professional Guru PAK dalam Perspektif Etis Teologis Kekristenan Herkulanus Rangga; Reni Triposa; Marfy Simatauw
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 3 No. 1: Mei 2022
Publisher : ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The expertise and professional skills of the teacher, sir, are a teacher's abilities in the teaching and learning process. teacher professional skills also require expertise that is truly possessed by a professional teacher. In learning Christianity, a teacher's professional competence is also very much needed, especially in today's increasingly developing era. A Christian Religious educator must also have a good personality so that he can be an example for his students as exemplifying Jesus Christ. Not only having a good personality but also having a spirituality that is really owned by a teacher of Christianity. As educators, the Christian religion taught must be Bible-centered, which forms the basis of the material in learning so that what will be delivered is by Bible-centered Christian teachings. The author uses qualitative and descriptive research methods by conducting literature studies on this research. So, the professional competence of teachers in the PAK learning process is the Professional Competence of Teachers in the Learning Process of Christian Religious Education. So the journal is about a teacher's professionalism who must have the ability, skills, and expertise in PAK learning which must be Bible-centered. Abstrak Keahlian dan kecakapan profesional guru pak merupakan kemampuan seorang guru dalam proses belajar mengajar. kecakapan profesional guru juga membutuhkan keahlian yang benar-benar yang dimiliki oleh seorang guru profesional. Proses pembelajaran Agama Kristen kompetensi profesional seorang guru juga sangat dibutuhkan apalagi pada zaman yang semakin berkembang saat ini. Seorang pendidik Agama Kristen juga haruslah memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat menjadi teladan bagi para peserta didiknya sebagaimana meneladani Yesus Kristus. Bukan hanya memiliki kepribadian baik saja tetapi spiritualitasnya juga haruslah benar-benar dimiliki oleh seorang pengajar Agama Kristen. Sebagai pendidik Agama Kristen yang diajarkan haruslah berpusat pada Alkitab yang menjadi dasar materi dalam pembelajaran sehingga apa yang akan disampaikan sesuai dengan ajaran Kristen yang berpusat pada Alkitab. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dan metode deskriptif dengan melakukan studi Pustaka terhadap penelitian ini. Jadi, kecakapan profesional guru dalam proses pembelajaran PAK Kompetensi Profesional Guru dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Jadi Jurnal tentang seorang profesionalisme guru yang harus memiliki kemampuan, keterampilan, dan keahlian dalam pembelajaran PAK yang harus berpusat pada Alkitab.
Berteologi Secara Kontektual Ipit, Akiong
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 1 (2020): Mei
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/yqghzz46

Abstract

Abstract: Contextual theology is one method of theology that can be used by God's servants, in order to convey the Gospel (good news) to traditional communities who still strongly adhere to customs and culture in local wisdom, besides that, by contextual theology the church can walk together. -together and can preserve customs and culture which are the heritage of our ancestors, especially the Dayak people. It is hoped that this article can bridge differences of opinion between indigenous communities and the church.Keywords: Theology, God, ContextualAbstrak: Berteologi secara kontekstual merupakan salah satu metode berteologi yang bisa digunakan oleh hamba-hamba Tuhan, dalam rangka mendaratkan Injil (kabar baik) kepada masyarakat tradisional yang masih kuat memegang adat dan budaya dalam kearifan lokal, disamping itu dengan berteologi secara kontektual maka gereja bisa berjalan bersama-sama dan dapat melestarikan adat dan kebudayaan yang merupakan warisan leluhur, khususnya masyarakat bangsa Dayak. Dengan adanya tulisan ini diharapkan dapat menjembatani perbedaan pendapat antara masyarakat adat dan gereja.Kata Kunci : Berteologi, Tuhan, Kontekstual
Dampak Pembatasan Ibadah di Gereja pada Masa Pandemi Covid-19 Terhadap Keuangan Gereja Persekutuan Pengabar Injil (GAPPIN) Imanuel Mulai Hendi; Hinadaka, Jon Jusuf
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 1 (2020): Mei
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/vge06p86

Abstract

Abstract: Since the emergence of the corona outbreak in various parts of the world, putting the world in a global emergency because of the impact generated by covid-19 that causes restrictions in activities in order to inhibit the spread of the coronavirus. So that the impact of covid-19 not only impacts human health on death, but also impacts the economic sector, financial sector, industrial sector and various other life sectors. Therefore, the church continues to strive so that the church can support the church vinansially so that the financing in the oprasional church is still fulfilled. In church services the impact of COVID causes restrictions on worship where previously worship was carried out in the church conventionally, now worship is carried out in a limited semi-conventional way in the sense that there is worship online there is also worship face-to-face by applying health protocols. The same was also treated in the ministry at imanuel's Fellowship of Gospel Preachers (GAPPIN) Church. Because of this restriction of worship caused a decrease in the financial income of the church, because the average financial income of the church is obtained from the kegitan worship held through the offerings of the congregation so that when the congregation is restricted to worship then automatically the church's income decreases. Another impact is that during covid-19 gappin imanuel church began to also decrease in giving tithe offerings.Keywords: restrictions on worship and church financesAbstrak: Sejak munculnya wabah corona di berbagai belahan dunia, menempatkan dunia dalam darurat global karena dampak dihasilkan oleh covid-19 yang menyebabkan diberlakukannya pembatasan dalam beraktivitas dalam rangka menghambat penyebaran virus corona. Sehingga dampak dari covid-19 tidak hanya berdampak kepada kesehatan manusia terhadap kematian, tetapi juga berdampak kepada sektor ekonomi, sektor keuangan, sektor industri dan berbagai sektor kehidupan yang lainnya. Dalam pelayanan gereja dampak covid menyebabkan terjadinya pembatasan beribadah dimana sebelumnya ibadah dilakukan di gereja secara kovensional, kini ibadah dilakukan secara terbatas semi konvensional dalam pengertian ada yang ibadah secara online ada juga ibadah secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan. Hal yang sama juga diperlakukan di dalam pelayanan di Gereja Persekutuan Pengabar Injil (GAPPIN) Imanuel Mulai. Oleh karena pembatasan ibadah ini menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan keuangan gereja, karena rata-rata pendapatan keuangan gereja didapatkan dari kegitan ibadah yang diadakan melalui persembahan jemaat sehingga ketika jemaat dibatasi untuk beribadah maka secara otomatis pula pendapatan gereja mengalami penurunan. Dampak lain adalah selama covid-19 jemaat GAPPIN Imanuel Mulai juga berkurang dalam memberikan persembahan perpuluhan. Oleh karena itu pihak gereja terus mengupayakan supaya jemaat dapat mensuport gereja secara vinansial sehingga pembiayaan dalam oprasional gereja tetap terpenuhi.Kata Kunci : Pembatasan Ibadah Dan Keuangan Gereja
VISI ALLAH: Suatu Kunci untuk Pencapaian Tujuan Besar dalam Pelayanan Pemimpin Rohani Yang Berkenan Kepada Allah Benjamin, Yoel
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 1 (2020): Mei
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/5fbf5e22

Abstract

Abstract: The growth of the church and all the servants of God in this world, whatever, must begin with a vision: Without vision: people live arbitrarily. The vision of God, always tested with tests and suffering. Paul knew clearly what God's vision was for his life. Paul was called to serve other nations, but he was dominated by other concepts of thought. That vision is really very important, and we must hold fast to the vision that God has given. We need to learn from biblical examples, about people who have visions, like Abraham, Joseph, Moses and Paul. If one organization, institution or person goes far from the vision that God has given them, then they will experience all kinds of problems like Paul's. God is not a human who must repent. He is also not a human child who can lie. If He says something of a vision, He is sovereign to follow, both to the point of being. vision will be tested through many problems and problems, through many challenges and other unpleasant things. In general, that vision will bring us into conflict with other people who try to get you out of that vision and say that your vision is not from God. Even certain actions will be directed at us, while we move into the vision that God has given us. It is part of God's examination process in connection with the vision that has been given to us. Keywords: Vision, Test, Paul, God, Moses.Abstrak: Pertumbuhan gereja dan segala pelayan Tuhan di dunia ini, apapun, haruslah dimulai dengan visi: Tanpa visi: orang-orang tinggal dengan seenaknya. Visi dari Tuhan, selalu diuji dengan ujian-ujian dan penderitaan. Paulus tahu jelas apa visi Allah untuk kehidupannya. Paulus dipanggil untuk melayani bangsa-bangsa lain, tetapi dia dikuasai oleh konsep pemikiran yang lain. Visi itu sungguh sangat penting, dan kita harus berpegang erat pada visi yang Allah sudah berikan. Kita perlu belajar dari contoh-contoh Alkitab, mengenai orang-orang yang memiliki visi, seperti Abraham, Yusuf, Musa dan Paulus. Jika satu organisasi, institusi atau pribadi melangkah jauh dari visi yang Allah berikan kepada mereka, maka mereka akan mengalami segala jenis persoalan seperti yang dialami Paulus. Tuhan bukanlah manusia yang harus bertobat. Dia juga bukan anak manusia yang dapat berdusta. Jika Dia mengatakan sesuatu visi, Dia berdaulat untuk diikuti, baik sampai pada titik komanya. visi akan diuji melalui banyak masalah dan persoalan, melalui banyak tantangan dan hal-hal yang tidak menyenangkan lainnya. Pada umumnya visi itu akan membawa kita ke dalam konflik dengan orang-orang lain yang berusaha agar saudara ke luar dari visi tersebut dan mengatakan bahwa visi saudara itu bukan dari Allah. Bahkan beberapa tindakan tertentu akan ditujukan kepada kita, sementara kita bergerak ke dalam visi yang Allah sudah berikan kepada kita. Itu merupakan bagian dari proses ujian Allah sehubungan dengan visi yang telah diberikan kepada kita.Kata kunci: Visi, Ujian, Paulus, Allah, Musa.
Makna Gadis-gadis yang Bijaksana dan yang Bodoh dalam Matius 25:1-12 Ariyanto; Simatauw, Marfy
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 2 (2020): November
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/1c9dab88

Abstract

Abstract: In the Gospels it also records the day of Jesus' second coming in a parable. Regarding Hissecond coming, as told in the Book of Matthew about "Wise virgins and foolish virgins," we shouldbe aware of the meaning of this parable. Then what about our lives now? Will we be like wise girls?Or do we become like stupid girls? So, in the parable of the wise and foolish girls, five of the girlsentered the groom's house, while the other five found the door locked. This separation of good fromevil continues in the parable of the talents (Matthew 25: 14-30), and the explanation of a shepherdwho separates sheep from goats (Mat. 25: 31-33). We see because the number of wise virgins is thesame as foolish ones, some people observe how Christ is very concerned about this, as if he hopesthat the number of true believers is close to the number of hypocrites because life in this world is fullof hypocrisy, or at least He wants to teach us to expect the best for believers. Being generous andloving are good things for them. In evaluating ourselves, we must remember that it is difficult to getit because it is not easy for us to go through but we must remember that our salvation leader bringsmany people to glory.Keywords: Wise girl, Stupid girl, the gospel of Matthew, ChristianAbstrak: Dalam kitab Injil pun mencatat akan hari dimana kedatangan Yesus yang kali kedua dalamsebuah perumpamaan. Berkaitan dengan kedatanganNya kali kedua, seperti yang dikisahkan dalamKitab Matius mengenai “Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh”, seharusnya kitasadar akan makna dari perumpamaan ini. Lalu bagaimana dengan kehidupan kita yang sekarang?Akankah kita menjadi seperti gadis-gadis yang bijaksana? Ataukah kita menjadi seperti gadis-gadisyang bodoh? Jadi di dalam perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yangbodoh, lima gadis masuk ke dalam rumah mempelai pria, sedangkan lima yang lain mendapatkanpintu sudah terkunci. Tentang pemisahan yang baik dari yang jahat ini dilanjutkan di dalamperumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30), dan penjelasan tentang seorang gembala yangmemisahkan domba dari kambing (Matius 25:31-33). Kita melihat karena jumlah gadis yangbijaksana sama dengan gadis yang bodoh, beberapa orang mengamati betapa Kristus sangatmemperhatikan hal ini, seolah-olah Ia berharap bahwa jumlah orang percaya yang sejati mendekatijurnlah orang munafik karena dalam kehidupan di Dunia ini penuh dengan kemunafikan, atausetidaknya Ia mau mengajar kita untuk mengharapkan yang terbaik bagi orang-orang percaya.Bermurah hati dan penuh kasih merupakan hal-hal yang baik bagi mereka. Dalam menilai dirisendiri, kita harus ingat bahwa sulit untuk mendapatkannya karena tidak mudah bagi kita untukmelaluinya tetapi kita harus ingat bahwa pemimpin keselamatan kita membawa banyak orang kepadakemuliaan.Kata Kunci: Gadis bijaksana, Gadis bodoh, injil matius, orang kristen
Pembentukan dan Penanaman Karakter Kristen di Sekolah Sumarlina, Ketty
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 2 (2020): November
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/synrq566

Abstract

Abstract: The goal of this reseach is to describe the formation or planting of character of Christiancharacter, namely the love character of worship and love of God’s word (Holy Bible), the honestycharacter, love character, brave, responsible, etc. As the learning goal of christian subjects andcharacter at Pelita Harapan elementary school Pontianak in specific goal and character educationin general. Observation, documentary study and interviev are the data collection techniques done inthis inquiry. Based on the data gained then can be figured out that the formation or planting ofChristian character to students through some routine, consistent and regular classroom activities,such as 1. “Lets worship”, 2. “Become a star”, 3.”“Lets go to the church and 2. “Who is afraid ofserving” results the expected character in accordance with the determined competencies.Keywords: Christian character; formation of christian character; students’ characterAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembentukan/penanaman karakter Kristenyaitu karakter suka beribadah dan karakter cinta firman Tuhan (Alkitab), karakter jujur, karakterkasih, berani, bertanggungjawab, dll. sebagai tujuan pembelajaran dari mata pelajaran PendidikanAgama Kristen dan Budi Pekerti di SD Pelita Harapan Pontianak secara khusus dan tujuanpembelajaran dari pendidikan karakter secara umum. Pengumpulan data dilakukan dengan tehnikpengamatan (observasi), pencermatan dokumen/pencatatan dan wawancara. Berdasarkan data yangdiperoleh dapat diketahui bahwa dalam pembentukan/menanamkan karakter kristen berupa, karaktersuka beribadah dan karakter cinta firman Tuhan, karakter jujur, karakter kasih pada siswa yangdilakukan dengan pembiasaan-pembiasaan melalui berbagai kegiatan, yaitu: Kegiatan rutin yangdilakukan secara terus-menerus dan konsisten setiap hari berupa: 1. “Ayo Beribadah”, 2. “JadiBintang” 3. “Kantin Kejujuran” dan kegiatan pengkondisian berupa 1. “Ayo ke Gereja”, dan 2“Siapa Takut Melayani” menghasilkan karakter yang diharapkan sesuai dengan kompetensi yangtelah ditetapkan.Kata kunci: karakter Kristen; karakter siswa; pembentukan karakter kristen
Urgensi Pendidikan Agama Kristen kepada Anak-anak dalam Keluarga Simatauw, Marfy
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 2 No. 1 (2021): Mei
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/g0xfjh73

Abstract

Abstract: The importance of Christian religious education for children in the family so that they can guide children in the growth of faith in the Lord Jesus Christ, and have strong faith, and also has the value of a life attitude that emulates the life of Jesus Christ, and teaches his child to be able to have a good impact on his friends in the environment where he is because, with the fact that the interaction of children of the millennial generation is increasingly day-to-day, the more free and easily accessible with the sophistication of existing technology that has grown rapidly making children easily build positive and negative relationships with anyone, through existing social media, therefore the need for special attention and good guidance given by parents to their children so that they do not easily fall into the free association that is in the environment.Keywords: Christian education; children; Christian family; relationshipAbstrak: Sangat pentingnya pendidikan agama Kristen bagi anak-anak dalam keluarga supaya dapat membimbing anak dalam pertumbuhan iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan memiliki iman yang kuat, dan juga memiliki nilai sikap hidup yang meneladani kehidupan Yesus kristus, serta mengajari anaknya untuk dapat membawa dampak yang baik kepada teman-temanya dilingkungan dimana dia berada karena, dengan kenyataan yang ada bahwa pergaulan anak-anak generasi milenial sekarang ini semakin hari, semakin bebas dan mudah terjangkau dengan kecanggihan teknologi yang ada saat ini yang telah berkembang pesat membuat anak-anak dengan mudah membangun pergaulan yang positif dan negatif dengan siapa aja, melalui media sosial yang ada, maka dari pada itu perlunya perhatian khusus dan membimbing secara baik yang diberikan orang tua kepada anaknya agar mereka tidak mudah terjerumus kedalam pergaulan bebas yang ada di lingkungan sekitar.Kata kunci: anak-anak; keluarga Kristen; pendidikan Kristen; pergaulan
Misi Lintas Budaya dalam Perspektif Perjanjian Lama Hinadaka, Jon Jusuf
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 2 No. 1 (2021): Mei
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/dyqxj078

Abstract

Abstract: After His resurrection and before He taken up into heaven, Jesus gave a command which knowen as The Great Commission in Matthew 28:18, to His disciples to go, make disciples of all nations, biptizing them, and teaching them to obay everything Jesus has commanded. That command also an order to the believer in this time and to the future as Jesus witness. Therefore, Christian Mission is not just focusing in the Gospel Matthew 28:18-20 only. But it is focusing to all Bible, sometimes implicitly and explicitly with one central theme as Jessus Christ which is the core from the news itself. Without Bible, the evangelism to the whole world not just imposible but it cannot be imagined. The Bible gives us a responsibility to world evangelization, gives us Gosple to spread it, gives us the way how to spread it, and promeses us that Gosple as the power of God to save every one who believe in it. Even, the fact of history, in the past time and this time, show us that the level of church commitment for world evangelization match with the level of conviction to the Bible. If Christian has lost the hope to the Bible, they are not determined to do world evangelizatio.Keywords: covenant; protoevangelium; sinAbstrak: Setelah kebangkitan-Nya sebelum Ia naik ke surga, Yesus memberikan perintah yang dikenal sebagai Amanat Agung dalam Matius 28:18-20, kepada murid-murid-Nya untuk pergi, menjadikan semua bangsa murid-Nya, membaptis, dan mengajarkan mereka untuk melakukan segala sesuatu yang Yesus perintahkan. Perintah ini juga merupakan mandat bagi orang percaya masa kini maupun di masa yang akan datang sebagai saksi-saksi Kristus. Namun, Misi Kristen bukan hanya bertitik tolak pada Injil Matius 28:18-20 saja. Tetapi dari keseluruhan Alkitab, terkandung secara implisit maupun eksplisit satu tema sentral yaitu Yesus Krsitus yang merupakan isi atau inti dari berita itu sendiri. Tanpa Alkitab penginjilan dunia bukan saja tidak mungkin tapi sungguh tidak dapat dibayangkan. Alkitab memberikan kita tanggung jawab untuk menginjili dunia, memberi kita Injil untuk diberitakan, memberitahukan kita bagaimana memberitakannya, dan menjanjikan bahwa Injil adalah kekuatan Allah untuk keselamatan setiap orang percaya. Bahkan fakta sejarah, baik pada masa lalu maupun masa kini, memperlihatkan bahwa tingkat komitmen gereja terhadap penginjilan dunia sepadan dengan tingkat keyakinannya terhadap otoritas Alkitab. Bila orang Kristen kehilangan keyakinannya pada Alkitab, mereka tidak berketetapan hati untuk melakukan penginjilan.Kata kunci: dosa; perjanjian; proto evangelium
Prinsip Murid Sebagai Pemimpin Menurut Matius 20:26-28 Sunardi, Agus
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 2 No. 2 (2021): November
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/0byrdp04

Abstract

Abstract: The character or nature of a servant presents a part of his daily activities or activities,namely as a person who serves. Or it can be said that service is a straightforward thing entrustedby an employer or master to him. The decision to determine everything is not in the hands of aservant but the decision is in the hands of his master. Without having a servant's heart is veryimpossible to do by a spiritual leader In involving this interesting discussion, it turned out that theApostles Paul, Peter, and Prophet Moses had also taken an important role in this warmdiscussion about leadership. Each of them has strong enough arguments to answer leadershipproblems according to the standards of inspired truths through the power of holy spirit.In discussing further theological theologies of Jesus Christ as a centralized figure inspiritual leadership as in this Journal about "PRINCIPLES OF PRINCIPLES AS LEADERSACCORDING TO MATH 20:20:28" was also involved in this discussion. Because in realityChrist is the spearhead in solving the growing crisis of leadership.Jesus Christ the gift giver emphasizes that serving (deacon) is a purpose and not acompulsion. For the original context describes a "attendance" which is carried out only by aservant with one purpose, which is only to serve. Oieh, therefore, the advice conveyed by JesusChrist through His revelation to the Apostle Paul is very good to understand for those who wantto serve.Keywords: Leader, Servant, ServingAbstrak: Karakter atau sifat dari seorang pelayan merupakan bagian dari kegiatan atauaktivitasnya sehari-hari yaitu sebagai orang yang melayani. Atau dapat dikatakan melayanimerupakan suatu tugas yang dipercayakan oleh seorang majikan atau tuan kepadanya. Keputusanuntuk menentukan segala sesuatu bukan ditangan seorang pelayan namun keputusan itu di tangantuannya. Tanpa memiliki hati seorang hamba adalah sangat mustahil untuk dilakukan oleh seorangpemimpin rohaniDalam melibatkan diskusi yang sedang menarik dibicarakan ini, ternyata Rasul Paulus,Petrus, dan Nabi Musa juga telah ikut mengambil peranan penting dalam pembahasan yanghangat tentang kepemimpinan ini. Masing-masing dari mereka telah memiliki argumentasi yangcukup kuat menjawab problema kepemimpinan menurut standar dari kebenaran yang telahdiinspirasi melalui kuasa Roh Kudus.Dalam mendiskusikan kepemimpinan lebih lanjut beberapa theologis dari Yesus Kristussebagai tokoh sentralisasi dalam kepemimpinan rohani seperti dalam Jurnal ini tentang “PrinsipMurid Sebagai Pemimpin Menurut Matius 20:26:28” juga dilibatkan dalam diskusi ini. Sebabsesungguhnya Kristus adalah ujung tombak dalam memecahkan krisis kepemimpinan yangsedang berkembang.Yesus Kristus sang pemberi karunia menekankan bahwa melayani (diakonia) itu merupakan tujuan dan bukan paksaan. Sebab konteks aslinya menjelaskan tentang sebuah “attendance” (usaha.) yang dilakukan hanya oleh seorang pelayan dengan satu tujuan yaitu hanya untuk melayani. Oleh sebab itu saran yang di sampaikan oleh Yesus Kristus melalui pewahyuan- Nya kepada Rasul Paulus ini sangat baik untuk dipahami bagi barangsiapa yang ingin melayani.Kata kunci: Pemimpin, Hamba, Melayani
Penginjilan di Pedalaman Kalimantan Barat Ketty
ICHTUS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 2 No. 2 (2021): November
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63830/kbrt9g66

Abstract

Abstract: Evangelism is God's command written in the book of Matthew 28:19-20 which is known as theGreat Commission. One task is to preach the good news or news of salvation in Jesus Christ. This is doneby calling it out and can also be done by teaching like a student and by testifying based on what thepreacher of the Gospel experienced. Evangelism is desired by God as a task that is carried out collectivelyand continuously in all places until Jesus comes a second time to pick up His people. Failure to carry outthis Great Task means violating God's will or denying the grace that has been received. The task ofevangelism cannot be denied or neglected because the news concerns the salvation of the souls of manypeople loved by the Giver of the command, in this case God himself. However, various obstacles areencountered when evangelism is carried out in a community in a certain area. Evangelists must findeffective ways or strategies to ensure that the Gospel being preached is accepted by listeners. Evangelismcarried out specifically by Indonesian evangelists in several remote areas in West Kalimantan must applyan effective evangelism model to overcome various obstacles in conveying the Gospel.Keywords: evangelism, models, obstacles and solutions.Abstrak: Penginjilan merupakan perintah Allah yang tertulis dalam kitab Matius 28:19-20 yangdikenal dengan Amanat Agung. Satu tugas untuk memberitakan kabar baik atau kabarkeselamatan di dalam Yesus Kristus. Dilakukan dengan cara menyerukannya dan dapat jugadilakukan dengan mengajar seperti kepada seorang murid serta dengan bersaksi berdasarkan apayang dialami oleh pemberita Injil tersebut. Penginjilan dikehendaki Allah sebagai tugas yangdilaksanakan secara bersama-sama dan terus-menerus ke segala tempat sampai Yesus datangkedua kali untuk menjemput umat-Nya. Kelalaian melaksanakan Tugas Agung tersebut berartimelanggar kehendak Tuhan atau pengingkaran terhadap anugerah yang telah diterima. Tugaspenginjilan tidak dapat dibantah atau dilalaikan karena berita itu menyangkut keselamatan jiwabanyak orang yang dikasihi oleh Pemberi perintah dalam hal ini adalah Allah sendiri. Tetapiberbagai hambatan ditemui saat penginjilan dilakukakan pada suatu masyarakat dalam daerahtertentu. Para penginjil harus menemukan cara atau strategi yang efektif upaya Injil yangdiberitakan dapat diterima oleh pendengar. Penginjilan yang dilakukan secara khusus olehpenginjil Indonesia di beberapa daerah terpencil di Kalimantan Barat harus menerapkan modelpenginjilan yang efektis untuk mengatasi berbagai hambatan dalam penyampaian Injil.Kata kunci: penginjilan, model, hambatan dan solusi.