Konseling Gestald teknik kursi kosong untuk meningkatkan keterbukaan komunikasi karena adanya unfinished business. Penelitian ini berawal dari ketidakmampuan konseli untuk mengungkapkan keinginannya menjadi desainer sebagai cita-citanya kepada orang tuanya, yaitu ibunya. Sehingga dia merasa tertekan ketika membahas mengenai karir lanjutan setelah SMP kedepannya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterbukaan berkomunikasi konseli dengan orang tuannya, khususnya Ibunya sebagai single parent. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi pada seorang konseli berinisial O. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukan konseling gestalt dalam intervensi yang dilakukan pada kasus ini menggunakan teknik kursi kosong, konseli dapat mengungkapkan pendapatnya kepada ibunya dengan menerapkan intervensi yang dilakukan menggunakan teknik kursi kosong. Pada saat pelaksanaan kursi kosong yang dilakukan, konseli berhasil meluapkan emosi serta perasaan yang dipendam selama ini kepada ibunya. Melalui kursi kosong pula konseli berkesempatan memerankan sosok orang lain dan membuat konseli menjadi tahu posisi sudut pandang dari orang yang berkonflik dengan konseli. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan dalam pelaksanaan konseling individual menggunakan pendekatan gestalt dengan teknik kursi kosong mampu meningkatkan keterbukaan komunikasi konseli dengan orang tuanya, yaitu ibunya.
Copyrights © 2023